SELALU
BERSAMA
Bella bisa
merasakan kalau semua siswa dikelas ini sedang membicarakannya namun ia mencoba
untuk tak peduli meskipun ia merasa sangat sedih. Bella terus berusaha menahan
air matanya yang sedari tadi mendesak untuk keluar. Tapi ia tidak mau
menunjukkan kepada siapapun kalau ia lemah. Matanya sudah cukup sembab akibat
menangis semalaman dan ia tidak mau membuat matanya semakin parah akibat
menangis.
“Dasar anak
koruptor.”cibir salah satu teman sekelasnya dengan suara yang sengaja dikeraskan
Bella menunuduk
dalam, ia mencengkram kuat rok abu-abunya.
“Nggak tau malu ya
masih aja sekolah disini, inikan sekolah elit.”kini seorang berambut keriting
gantung mengungkapkan ejekannya setelah tadi didahului oleh temannya.
Mata Bella
berkaca-kaca, kenapa semua orang justru memojokkannya sekarang. Semua
sahabatnya perlahan meninggalkannya akibat terkuaknya berita bahwa ayahnya
terlibat korupsi yang sangat merugikan Negara dan saat ini berita ini tengah
menjadi hot news di semua surat kabar di Indonesia. Tapi Bella yakin ayahnya
tidak bersalah, beliau hanya di fitnah oleh rekan kerjanya yang tidak menyukainya.
Dan kini ayahnya harus mendekam di kantor polisi untuk menjalani serentetan
pemeriksaan yang begitu rumit.
“Kenapa nggak
dikeluarin aja sih dari sini kan keberadaannya disini Cuma mencoreng nama baik
sekolah kita.”
Seorang gadis
dengan rambutnya yang dikuncir kuda kini berkata dengan sinis”Bener tuh kalo
gue jadi ketua yayasan udah gue keluarin dia.”
Bella bisa
merasakan kupingnya yang sudah sangat panas mendengar hinaan-hinaan yang
ditujukan untuknya. Bella bangkit dari duduknya lalu pergi keluar kelas. Bella
bisa mendengar suara tawa kemenangan dari mereka dan saat itu juga Bella
berlari ke taman belakang sekolahnya yang ia yakini sedang sepi sekarang.
^_^
Menangis dan menangis.
Ya, hanya menangis yang bisa Bella lakukan sekarang. Bahkan bel masuk yang
berdenting 10 menit yang lalupun tak membuatnya ingin beranjak dari bangku
semen yang kini ia duduki. Bella mencengkram erat bangku yang ia duduki, ini
terlalu cepat dan tiba-tiba. Bella tidak sanggup harus mendengar cemoohan dari
semua orang.
“Bella.”suara
lembut seorang pemuda yang kini berdiri dihadapannya membuat Bella mendongak
Seorang pemuda
tampan dengan perawakan tinggi ini tengah tersenyum hangat pada Bella
“Iqbaal.”ujar
Bella lirih lalu segera menghambur ke pelukan Iqbaal
Iqbaal membalas
pelukan Bella, ia mengusap lembut puncak kepala Bella”Udah jangan nagis lagi,
kan ada aku”
“Aku gak kuat
Baal, aku gak sanggup, aku mau mati aja.”
Iqbaal melepas
pelukannya lalu menatap dalam gadisnya”Kamu gak boleh ngomong gitu, kamu lupa
ya punya aku.”kata Iqbaal lembut”Aku bakal selalu ada disamping kamu dan kita
bakal lewatin ini sama-sama ya?”
Iqbaal menyeka air
mata Bela dengan ibu jarinya lalu kembali memeluk Bella, kali ini lebih erat.
“Hidup aku udah
hancur Baal. Papa di penjara, Mama sekarang lagi sakit, semua harta kekayaan
aku disita karna dikira hasil korupsi, semua orang jauhin aku, bahkan anak-anak
dikelas tadi pada ngejek aku.”Bella menghela nafas berat sejenak”Aku yakin
sebentar lagi aku juga bakal dikeluarin dari sekolah ini.”
Iqbaal tersenyum
getir, ia bisa merasakan kepedihan kekasihnya ini. Jika Iqbaal diposisi Bella,
Iqbaal juga pasti akan seperti ini.
“Kamu tau gak Bel
dulu nenek aku sebelum meninggal bilang gini ke aku’kebenaran akan selalu menang, meskipun awalnya kejahatan yang menang
tapi pada akhirnya kebenaran tidak akan pernah dikalahkan oleh kejahatan. Karna
sejatinya Tuhan selalu bersama orang-orang yang baik, Tuhan mau menguji
kesabaran umatnya dan kalau kita berhasil melalui ujianNya kita kan mendapat
kebahagiaan yang sangat indah’ dan aku percaya itu, Papa kamu gak salah
suatu saat nanti semuanya akan terbongkar dan kembali seperti semula.”
“Semoga omongan
kamu bener kejadian Baal.”ujar Bella
Iqbaal tersenyum
manis”Jangan nangis lagi ya, kamu jelek tau kalo nangis.”ujar Iqbaal lalu
nyengir
Bella melepaskan
pelukan Iqbaal lalu cemberut”Ih kamu mah.”
“Tapi kalo
cemberut kok makin cantik ya.”goda Iqbaal sambil memainkan alisnya genit
Bella mencubit
perut Iqbaal”Iqbaaaal.”
Iqbaal meringis
sambil mememgangi perutnya yang terasa sakit”Gak papa deh asal kamu seneng.”
“Aku gak tau harus
gimana kalo gak ada kamu Baal.”ujar Bella yang menatap Iqbaal dalam”Jangan
tinggalin aku ya.”
“Iya kau janji.”
***
Hari demi hari
berlalu, Bella sudah tidak lagi bersekolah di SMA BAKTI BANGSA. Kini Bellapun
tinggal disebuah rumah sederhana yang dibelikan oleh Iqbaal. Bella sudah
menolak tapi Iqbaal tetap saja memaksanya. Tidak hanya membelikan rumah, Iqbaal
juga memberikan modal untuk Mama Bella sehingga Bella dan mamanya bisa membuka
usaha warung kecil-kecilan di depan rumah mereka. Bella menghabiskan waktunya
untuk membantu mamanya, Iqbaal juga sering datang kesana untuk membantu.
Bella sedang mencuci piring saat Iqbaal datang
kerumahnya sore itu. Bella merasa ada yang lain dengan Iqbaal saat itu,
ekspresi wajah Iqbaal terlihat aneh tidak seperti biasanya.
“Kamu kenapa sih
Baal?”tanya Bella yang tidak tahan ingin menanyakan hal ini sejak tadi karna
sikap Iqbaal yang sangat berbeda.
Iqbaal menatap
gadis cantik didepannya serius”Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
Bella menautkan
alisnya”Apa?”
“Aku……”
Bella semakin
penasaran dengan apa yang ingin Iqbaal katakana hingga membuat dahinya
berkerut.
“Aku mau putus Be.l”
Bella terpaku
ditempatnya, mencoba memastikan kalau apa yang didengarnya barusan bukan mimpi.
Sejurus kemudian air mata Bella sudah meleleh namun buru-buru Bella mengusapnya.
Bella tersenyum simpul”Kenapa? mama sama papa kamu malu ya karna kamu punya
hubungan sama aku?”tanya Bella mencoba tegar tak peduli betapa sakit hatinya
sekarang
Iqbaal
mengangguk”Mereka nyuruh aku buat mutusin kamu, dan aku gak punya pilihan lain.”
Bella kembali
tersenyum”Aku bakal keluar dari rumah ini dan secepatnya kau bakal balikin
modal dari kamu.”
“Gak Bel, ini semua
tetep buat kamu.”kata Iqbaal”Maafin aku Bel, aku gak bisa nepatin janji aku
buat selalu ada disamping kamu.”
“Gak papa kok,
cepat atau lambat kita emang harus berpisah kan? karna kita beda dan perbedaan
itu gak akan bisa ngubah segalanya.”
Iqbaal menatap
Bella pedih tapi ia tak punya pilihan lain”Aku pamit Bel.”
Bella mengangguk,
ia mengantar Iqbaal sampai pintu lalu membiarkan Iqbaal pergi dengan rasa sakit
yang begitu menyakitkan. Bella menatap nanar punngung Iqbaal yang sudah masuk
mobil dan perlahan mobil Iqbaal menghilang dari penglihatannya. Bella menutup
pintu rumahnya dan saat itu juga air mata membanjiri pipinya. Tubuh Bella merosost,
ia memeluk lututnya erat lalu menangis sekeras-kerasnya. Seharusnya ia tau, ia
tak mungkin bisa bersama Iqbaal selamanya karna selamanya itu tidak ada. Bella
mengingat janji-janji manis Iqbaal yang diucapkan iqbaal dulu. Kini janji itu
hanya menjadi sekedar janji, yang tidak ditepati dan janji yang terabaikan.
“Sadar dong Bel
sadar, kamu tuh gak pantes sama Iqbaal. Kalian itu udah beda sekarang dan gak
mungkin bersama. Iqbaal itu anak dari keluarga terhormat jadi gak mungkin mau
berhubungan dengan anak seorang koruptor yang kini hidup miskin sama ibunya.”
Bella memukul
kepalanya sendiri”Dasar bodoh, dasar gak tau diri.”omel Bella pada dirinya
sendiri sambil terus menangis.
***
Beberapa bulan
telah berlalu namun Bella tak kunjung bisa melupakan Iqbaal. Bella menjadi
sosok yang pendiam dan sering melamun. Seperti tidak punya semangat hidup lagi,
dan itu membuat mamanya sedih. Bella sedang melamun diteras rumahnya malam itu,
aktifitas yang kini menjadi aktifitas harian bagi Bella sejak ia putus dari
Iqbaal.
“Bella.”panggil
mamanya namun tak disahuti oleh Bella
Bu Naya yang tak
lain adalah mama dari Bella menghampiri Bella lalu duduk disebelah putri
satu-satunya itu. Bu Naya memegang pundak Bella”Bel”panggilnya
Bella tersadar
lalu menatap mamanya”Eh mama, ada apa ma?”Tanya Bella yang memaksakan dirinya
untuk tersenyum
“Kamu masih cinta
ya sama Iqbaal?”Tanya wanita paruh baya ini to the point
Bella tersentak
mendengar pertanyaan dari mamanya”Enggak kok ma.”
“Kamu jangan
bohong, mama bisa lihat kok dari mata kamu.”
Bella menunduk”Iya
ma. Aku belum bisa lupain Iqbaal.”ujar Bella lirih
Bu Naya tersenyum
simpul lalu menatap datar ke depan”Kamu lupain dia ya, kalian mungkin memang di
takdirkan tidak berjodoh.”
“Bella bakal usaha
kok ma.”ujar Bella dengan senyum dipaksa
***
Bella membuka
jendela kamarnya sambil tersenyum lebar. Ia kembali ke tempat ini, yah kamarnya
yang dulu. Siapa yang menyangka kalau tadi malam Bella dan mamanya mendapat
tamu tak terduga yakni ayahnya yang kini bebas dari segala tuduhan dan hukuman.
Ayah Bella terbukti tidak bersalah dan semua harta kekayaan mereka kembali.
Bella merentangkan kedua tangannya lebar dengan senyum yang tak juga pudar.
Bella merasa sangat bahagia karna semuanya kembali seperti semula dan kini
semuanya baik-baik saja. Senyum Bella perlahan memudar. Ia tersadar ada satu
hal yang belum kembali seperti dulu lagi,Iqbaal. Bella sudah memutuskan untuk
tidak bersekolah di SMAnya yang dulu lagi. Ia tidak mau terus mengingat tentang
Iqbaal dan selalu hidup dalam bayang-bayang masa lalunya yang indah bersama
Iqbaal. Bella mengutuk dirinya sendiri karna barusan ia kembali menitihkan air
mata, tentu saja karna Iqbaal.
“Ayolah Bel,
lupain Iqbaal kalian udah gak ketemu satu bulan tapi kenapa kamu gak juga
ngelupain Iqbaal?”Kata Bella pada dirinya sendiri
Bella menoleh saat
menyadari pintu kamrnya yang terbuka. Mamanya tersenyum sambil berjalan
menghampirinya.
“Ada yang mau
ketemu kamu tuh.”Ujar Bu Naya
Bella menautkan
alisnya”Siapa ma?”tanya Bella heran mengingat ini masih sangat pagi
“Lihat aja sendiri.”ujar
sang mama lantas beranjak pergi
Bellapun terpaksa
mengikuti Bu Naya dari belakang, ia juga pensaran siapa yang pagi-pagi begini
sudah bertamu.
***
“Apa? Jadi kamu
manfaatin Salsha?”Tanya Bella tak percaya begitu mendengar penuturan Iqbaal.
Hal yang
mengejutkan bukan kenapa Iqbaal tiba-tiba bias ada dirumah Bella pagi-pagi
begini?
Iqbaal
mengangguk”Mungkin ini emang jahat tapi aku gak punya pilihan lain.”
Bella
menunduk”Tapi kan kasihan Salsha Baal.”
“Tanpa aku begini,
kejahatan juga pasti akan terungkap Bel, cepat atau lambat.”
Bella kembali mendapat
kejutan saat melihat Iqbaal yang sudah ada di ruang tamunya. Iqbaal
menceritakan semua alasannya meninggalkan Bella.
“Kamu mutusin aku,
terus kamu jadian sama Salsha Cuma buat manfaatin Salsha biar semua terbongkar
kalau sebenarnya papanya Salsha yang korupsi dan malah nuduh papa aku. Itu gak
adil Baal buat Salsha dia kan gak salah apa-apa.”ujar Bella
“Aku tau, tapi ini
satu-satunya cara buat bebasin papa kamu Bel.”
“Tapi aku gak suka
cara kamu Baal, ngejebak Salsha, menjarain papanya, dan sekarang kamu tinggalin
dia. Salsha pasti sedih banget Baal, aku juga pernah ngerasain apa yang Salsha
rasain.”
“Aku cinta sama
kamu Bel, aku bakal ngelakuin apapun biar kamu seneng dan ini salah satu cara
aku buat nyenengin kamu yah walaupun awalnya aku memang udah nyakitin kamu.”
Bella
tersenyum”Aku juga cinta Baal sama kamu, kamu gak tau kan betapa menderitanya
aku tanpa kamu.”
“Maafin aku Bel,
aku gak akan ninggalin kamu lagi.”
“Aku ragu Baal,
aku gak mau sakit hati lagi karna kamu tinggalin.”
“Apa yang harus
aku lakuin Bel biar kamu percaya kalau aku bener-bener cinta sama kamu, apa
dengan ngebebasin papa kamu belum cukup juga?”
Bella menggenggam
erat tangan Iqbaal lalu menatapnya dalam”Bukan maksud aku gak ngehargain usaha
keras kamu buat ngebebasin papa aku, aku Cuma gak suka cara yang kamu pakai itu
aja.”ujar Bella
“Terus intinya
kamu mau gak nerima aku lagi?”
Bella menghela
nafas sesaat sebelum berkata”Nanti malem kita ketemu di café favorit kita
sewaktu masih pacaran dulu dan nanti aku bakal ngasih jawaban aku ke kamu.”
***
Gadis dengan dress
ungu selututnya ini menatap pemuda
tampan yang tengah berdiri di atas panggung sambil memegang gitar
kesayangannya. Di depannya sudah ada stand mic
yang siap digunakan untuk menyanyi. Bella tersenyum simpul, pria di
depannya itu sangat senang membuat kejutan. Tiba-tiba minta putus, satu bulan
menghilang dan tiba-tiba kembali datang ke kehidupannya. Dan kini tiba-tiba
Iqbaal ada dipanggung dan mengatakan kalau ia akan menyanyikan sebuah lagu
untuk Bella. Hmm Bella penasaran lagu apa yang akan Iqbaal nyanyikan untuknya.
Petikan senar gitar Iqbaal mulai terdengar dan Iqbaal mulai menyanyikan sebuah
lagu.
Hapuslah air matamu uh uh
Kini ku hanya datang untukmu
Memang hidup kadang susah
Bikin gelisah ah ah ah ah
Genggamlah tanganku
Aku akan selalu mendukungmu setiap waktu
Curahkan semua kesal, amarah, lelah sampai
hilang semua beban hidupmu
Jangan hiraukan mereka yang benci
Menghina penuh iri dan melukai hati
Mungkin mereka ingin sepertimu tapi
ternyata tak mampu
Lihatlah ke langit pelangi penuh warna
Yakinlah hujan ini kan reda
Kembali bernyanyi dudidudidadada
Hapuslah air mata kita kan bahagia
Pasti kita kembali tertawa
Aku dan kamu kita akan bersama
Bersama dalam tawa riang
Mungkin tak setiap hari
Ku slalu kan bisa menemani
Tapi tak perlu kau resah
Semua akan berakhir indah
Percaya padaku, aku akan selalu
mengangkatmu kala kau jatuh
Hilangkan semua gundah resah sampai hilang
semua beban itu
Lihatlah ke langit pelangi penuh warna
Yakin lah hujan ini kan reda
Kembali bernyanyi dudidudidada
Hilangkah resah
Hapuslah air mata kita kan bahagia
Pasti kita kembali bersama
Aku dan kamu kita akan bersama
Bersama dalam tawa ria
Gemuruh tepuk
tangan menjadi akhir dari lagu Iqbaal. Iqbaal membungkukkan badannya lalu mengucapkan
terima kasih lantas turun dari panggung dan menghampiri Bella.
“Suara kamu bagus.”puji
Bella begitu Iqbaal duduk
Iqbaal tersenyum
simpul lalu meletakkan gitarnya di kursi yang kosong. Ia kini beralih menatap
Bella”Apa jawaban kamu?”Tanya Iqbaal tak sabaran
Bella menggeleng.
Saat itu juga Iqbaal menunduk dan menghela nafas berat. Iqbaal tampak begitu
kecewa.
“Gak mungkinlah
aku nolak kamu.”ujar Bella tiba-tiba yang membuat wajah Iqbaal terangkat.
Iqbaal menatap
Bella ragu”Serius? Kamu gak bercanda kan?”
Bella menggelang.
Saking bahagianya iqbaal langsung berjingkrak-jingkrak dan memeluk Bella erat.
Bella tersenyum senang, sekarang ia bisa merasakan hangatnya pelukan Iqbaal
yang begitu tulus yang selama ini ia rindukan.
“Udah Baal malu
nih di liatin.”ujar Bella yang merasa tak enak hati dengan pengunjung café itu
yang kini menatap mereka
Iqbaal melepas
pelukannya dan kembali duduk”Kayak lagu yang aku bawain tadi, kita bakal selalu
bersama Bel, apapun yang terjadi.”
“Aku harap kamu
nepatin janji kamu.”
“Pasti.”
Bella tersenyum
lega, lagu Iqbaal tadi benar semua akan berakhir indah.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar