Aku Sibuk!
Salsha. Gadis
cantik ini sedari tadi menatap pemuda yang tengah sibuk berkutat dengan
laptopnya.
Dahi pemuda itu berkerut matanya pun fokus 100% pada laptop didepannyamenandakan kalau pemuda ini tengah serius. Gadis ini menghembuskan nafasnya berulang kali.
Dahi pemuda itu berkerut matanya pun fokus 100% pada laptop didepannyamenandakan kalau pemuda ini tengah serius. Gadis ini menghembuskan nafasnya berulang kali.
“Ayang.”panggil Salsha.
“Hm.”
Salsha mengerucutkan bibirnya“Kok cuma hmm sih.”
“Hm.”
Salsha berdecak kesal. Kesabarannya sudah benar-benar habis
sekarang. Dipikir enak apa dicuekin dari tadi. Salsha bangkit dari sofa yang
didudukinya berdua bersama kekasihnya namun sepertinya laptop sang kekasih jauh
lebih cantik darinya sehingga dari tadi ia Cuma dianggurin.
“Yaudah aku pulang aja kalo gitu.”
Akhirnya, mata pemuda ini beralih menatap Salsha setelah
berjam-jam lamanya hanya menatap laptop. Ia mendongak menatap Salsha yang kini
berdiri.
“Kamu marah ya?”Tanya pemuda tampan ini polos
Salsha melipat tangannya didada“Kamu masih Tanya aku marah
apa gak, menurut kamu?”
Pemuda bernama Iqbaal Adriansyah Prasetya ini menghela nafas
sejenak.
“Okey, aku minta maaf.”
Salsha membuang mukanya kearah lain. Ia benar-benar tidak
mau menatap Iqbaal sekarang. Berjam-jam ia disini tapi Iqbaal sama sekali tidak
menganggapnya.
“Ayang.”panggil Iqbaal
Salsha masih diam, ia terus menatap kearah lain dengan
tangan yang masih terlipat didada.
Okey, Iqbaal kalah. Kini pemuda berpostur tubuh tinggi itu
berdiri dan menatap gadisnya dalam.
Greb
Iqbaal merengkuh Salsha erat, diciuminya puncak kepala
Salsha berkali-kali. Salsha masih diam, bahkan ia sama sekali tidak berniat
membalas pelukan Iqbaal.
“Yang maafin aku, kamu tau kan aku sibuk ngurus skripsi
aku.”
“Kamu keterlaluan Yang, aku udah 4 jam disini tapi kamu
nyuekin aku.”
“Aku minta maaf ya, tapi aku harap kamu juga mau ngerti akhir-akhir
ini aku bakal sibuk ngurusin kuliah aku. Dan kalau aku udah lulus nanti aku
janji aku bakal ngasih semua waktu aku buat kamu.”
“Janji ya jangan nyuekin aku lagi.”
Salsha menunjukkan kelingkingnya ke Iqbaal. Iqbaal tersenyum
sejenak sebelum akhirnya mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Salsha. Salsha
membalas pelukan Iqbaal, kini ia membiarkan kepalanya bersandar didada bidang
Iqbaal.
Iqbaal mengelus rambut panjang Salsha lalu kembali mengecup
ubun-ubun Salsha.
“Aku janji.”
*
Salsha mengaduk-aduk jus alpukat miliknya, ia sama sekali
tak berminat meminumnya. Matanya kini fokus menatap Steffi dan Bastian yang
tengah bermesraan didepannya. Andai Iqbaal bisa seperhatian Bastian ke Steffi.
Bastian selalu meluangkan waktunya untuk Steffi, sesibuk apapun Bastian.
Lagipula kalau mereka pengen ketemu juga gampang toh mereka stu sekolah. Tidak
seperti Salsha yang masih kelas 2 SMA sementara Iqbaal sudah mahasiswa fakultas
kedokteran semester terakhir. Salsha dan Iqbaal hanya terpaut usia dua tahun.
Saat SMP dan SMA Iqbaal mengikuti program akselerasi sehingga diusia 15 tahun Iqbaal sudah kuliah.
Dan kini Iqbaal baru berumur 18tahun, umur yang sangat muda untuk mahasiswa
semester akhir.
“Ngelamun aja lo Sal.”tegur Steffi yang sepertinya sedari
tadi memeperhatikan Salsha yang hanya terdiam sambil terus mengaduk jusnya.
“Kenapa sih Sal, kok kayaknya lagi sedih gitu?”tanya Bastian
“kak Iqbaal lagi sibuk ngerjain skripsinya, gak ada waktu
buat gue.”ujar Salsha lesu
Steffi menepuk pundak Salsha”Sabar ya, namanya juga calon
dokter.”
Salsha tersenyum simpul membalas senyum hangat Steffi.
“Makanya Sal pacaran sama anak SMA aja, elo sih pacaran sama
mahasiswa ya dicuekin.”celetuk Bastian
Salsha menunduk, Bastian memang ada benarnya.
Steffi melotot didetik berikutnya tangan Steffi sudah
mencubit perut bastian. Bastian meringis kesakitan.
“Aww sakit Say.”
Bastian mengelus perutnya sendiri yang pastinya memerah
karna cubitan Steffi. Steffi masih saja memelototi Bastian dan itu membuat
Bastian ciut sendiri dan memeilih diam.
“Jangan dengerin Bastian Sal, lagian bagus dong kita pacaran
sama calon dokter itu artinya dia udah dewasa dan mandiri. Apalagi kak Iqbaal
kan ganteng, baik lagi.”
Kini Bastian yang melotot”Oh jadi kak Iqbaal lebih ganteng
dari aku? Okey.”sindir Bastian
“Udah deh Say, aku tuh mau hibur Salsha dulu.”
Bastian manyun kini ia lebih memeilih diam dan memakan
kentang goreng yang tadi ia pesan.
Steffi kembali pada Salsha”Udahlah sabar aja, ini kan Cuma
sementara, nanti kalo kak Iqbaal lulus kan kamu yang bangga punya pacar jenius
karna udah bisa jadi dokter diusia 18tahun.”
*
Salsha melangkahkan kakinya malas memasuki halaman rumahnya.
Pyar
Ntah apa yang pecah, tapi hal itu membuat Salsha berlari
kedalam rumah. Suara gaduh terdengar jelas dari luar. Salsha membuka pintu
rumahnya, kini ia tertegun ditempatnya. Orang tuanya kembali bertengkar namun
nampaknya kali ini lebih parah hingga harus membanting-banting barang. Ntahlah
apa masalahnya, tapi akhir-akhir ini orang tuanya selalu bertengkar. Salsha
ingin bercerita ke Iqbaal tapi Iqbaal tengah sibuk. Ke Steffi ia tidak enak
terus-terusan merepotkan. Bulir-bulir air mata jatuh begitu saja dipipi Salsha
melihat orang tuanya yang tengah berdau mulut sekarang. Salsha masih terdiam
dipintu rumahnya, ia benar-benar tidak tau harus berbuat apa.
“AKU GAK TAHAN SAMA KAMU PA, KAMU SELALU AJA SIBUK GAK ADA
WAKTU BUAT KELUARGA.”bentak mama Salsha
“KAMU PIKIR AKU KAYA GINI BUAT SIAPA, BUAT KAMU SAMA SALSHA.
KAMU ITU ISTRI GAK TAU DIRI UDAH SUAMI CAPEK-CAPEK KERJA MALAH DIOMELIN.”
“KERJA? KAMU PIKIR AKU GAK TAU KALAU KAMU SELALU KE CLUB
MALAM BERSAMA WANIT A SIMPANANMU, HAH?”
PLAK
Sebuah tamparan mendarat dipipi mama Salsha. Tamparan yang
sangat keras hingga membuat mama Salsha tersungkur jatuh.
“TEGA KAMU PA, DULU KAMU GAK PERNAH KASAR SAMA AKU TAPI
SEMENJAK KAMU SELINGKUH SAMA WANITA MURAHAN ITU KAMU SELALU KASAR SAMA AKU.”
“TERSERAH KAMU POKOKNYA KAU MAU CERAI!”
Lutut Salsha rasanya lemas saat itu juga, tubuh Salsha
limbung seolah tak kuat menahan tubuh Salsha yang ramping itu.
“PAPA JAHAT.”teriak salsha keras hingga membuat kedua orang
tuanya menoleh
Salsha berlari sekuat tenaga keluar dari rumahnya. Ia sama
sekali tidak memperdulikan teriakan orang tuanya yang berusaha memanggilnya.
Salsha terus berlari, yang ia butuhkan sekarng hanya Iqbaal yah hanya Iqbaal.
*
Iqbaal menatap layar didepannya frustasi. Deadline sudah
sebentar lagi tapi skripsinya tak kunjung usai bahkan terkesan berantakan.
Iqbaal mengacak rambutnya kesal, ia tidak mau membuat papanya kecewa kalau ia
sampai gagal. Papanya merupakan dokter ternama di Jakarta dan apa kata orang
kalau anak dari seorang dokter Herry pemilik rumah sakit terbesar di Jakarta
harus gagal dalam skripsi ?
Iqbaal melangkahkan kakinya kedapur. Ia sangat haus
sekarang. Langkah Iqbaal harus terhenti begitu mendengar suara ketukan pintu.
“Siapa sih yang dateng malam-malam gini?”ujar pemuda ini
sebal
Iqbaal melangkah malas kea rah pintu.
“Salsha?”pekiki Iqbaal tak percaya saat mendapati kekasihnya
dengan keadaan sama kacaunya dengan dirinya tengah menangisisesenggukan
sekarang.
Salsha langsung menghambur kepelukan Iqbaal. Air mata salsha
membasahi kaus putih milik Iqbaal hingga membuatnya semakin lecek.
Iqbaal menghela nafas”Kamu kenapa sih Sal, aku kan udah
bilang aku lagi sibuk”
Salsha melepas pelukannya, ia menatap Iqbaal sendu”Aku butuh
kakak sekarang.”lirihnya
“Please Sal, ngertiin aku. Aku gak bisa diganggu sekarng.”
Salsha menunduk, air matanya jatuh semakin deras. Tidak
taukah Iqbaal bagaimana rapuhnya Salsha sekarang. Salsha hanya butuh Iqbaal
sebentar untuk menenangkannya atau mungkin sekedar mendengar keluh kesahnya.
Tapi apa yang didapat Salsha sekarang?
Salsha mengangkat wajahnya, ia menatap mata Iqbaal
sekarang”Okey kalau kamu gak mau diganggu, aku gak bakal ganggu kehidupan kakak
lagi, SELAMANYA.”
Salsha menekankan ucapnya pada kata’SELAMANYA” dan itu
membuat Iqbaal merasa bersalah. Iqbaal bisa merasakan nyeri dihatinya saat
Salsha mengucapkan kata tersebut.
Salsha kembali berlari meninggalkan Iqbaal, tak peduli tenaganya
sudah terkuras habis untuk menangis dan berlari.
Iqbaal menatap salsha penuh penyesalan”Maafin aku Sal, tapi
aku bener-bener sibuk sekarang.”lirih Iqbaal lalu menutup pintu rumahnya.
*
Salsha tengah mengemasi barang-barangnya sekarang. Ia
memasukkan semua baju-baju miliknya kedalam koper besar. Mulai hari ini Salsha
akan pindah ke Bandung bersama mamanya setelah keputusan orang tuanya untuk
bercerai. Ini benar-benar mimpi buruk untuk Salsha. Tapi ia tidak bisa berbuat
apa-apa karna ini sudah keputusan orang tuanya.
“Kamu udah siap sayang?”Tanya mama Salsha dari luar pintu
kamar Salsha
“Udah kok Ma.”
Salsha menutup kopernya dan menariknya keluar kamar. Mamanya
sudah bersiap diluar. Berat rasanya harus meninggalkan kota kelahirannya.
Meninggalkan papanya, meninggalakan sahabat-sahabatnya, bahkan meninggalkan
Iqbaal. Ntahlah apa pemuda itu masih peduli terhadap salsha. Semenjak kejadian
malam itu Iqbaal tidak menghubungi Salsha sama sekali. Mungkin Iqbaal sudah
lupa padanya, begitulah yang ada dipikiran Salsha.
Salsha telah memasukkan seluruh barang bawaannya ke bagasi
mobil. Kini ia sudah ada didalam mobil bersama mamanya. Mobil mulai berjalan
meninggalkan rumah. Salsha menatap kosong keluar jendela mobil”Selamat tinggal
kak Iqbaal.”
*
3 tahun telah berlalu. Kini Iqbaal sudah bekerja dirumah
sakit papanya. Dokter Iqbaal Adriansyah Prasetya, dokter muda yang baik, ramah
dan tampan. Tidak jarang bayak gadis yang berpura-pura sakit demi ditangani
oleh seorang Iqbaal. Iqbaal hanya menanggapinya dengan senyum kecil melihat
tingkah lucu mereka demi mendapat perhatiaannya.
Kini Iqbaal tengah serius memeriksa berkas-berkas pasiennya.
Pintu tiba-tiba terbuka, seorang dokter paruh baya dengan wajah wibawanya masuk
keruangan Iqbaal.
“Lagi sibuk Baal?”Tanya dokter Herry, papa Iqbaal
“Eh papa, gak kok pa. kenapa?”
“Papa mau kamu urus mahasiswa kedokteran yang mulai besok
magang disini.”pinta papa Iqbaal
Iqbaal mengangguk patuh”Iya pa.”
*
Pagi itu seperti biasa Iqbaal tengah sibuk memeriksa
berkas-berkas pasiennya di ruang kerjanya.
“Masuk.”perintah Iqbaal begitu mendengar suara ketukan pintu
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat, namun Iqbaal
masih asyik menatap berkas ditangannya.
“Permisi dokter, saya mahasiwa yang mau magang disini.
Dokter Herry bilang saya harus menemui dokter Iqbaal.”
“Silahkan duduk.”
“Terima kasih.”
Iqbaal masih saja sibuk dengan berkasnya”Nama kamu siapa?”
“Saya Thalita Salshabila Verisya, dokter cukup panggil saya
Salsha.”
*
“Maaf.”ujar Iqbaal lirih
“Untuk?”
“Semuanya.”
Iqbaal menatap Salsha yang kini duduk didepannya sekarang. Gadis
dengan blazer putih dan rok spannya itu tengah menyesap cappuccino miliknya. Iqbaal
mengajak salsha ke sebuah café untuk berbicara serius.
Salsha tersenyum simpul”Aku udah lupain semuanya.”
Raut wajah Iqbaal tampak kecewa”Termasuk cinta kita?”
“Bukannya diantara kita emang udah gak ada apa-apa.”ujar Salsha
santai
Iqbaal menunduk, rasa bersalahnya selama 3 tahun belakangan
ini kembali memenuhi hatinya”Aku ngerasa bersalah banget Sal udah gituin kamu.
Sepulang dari wisuda aku nyariin kamu, aku berniat minta maaf dan aku mau
menebus kesalahanku tapi aku terlambat kamu udah pindah dan Steffi cerita
semuanya ke aku.”Iqbaal menghela nafas sejenak”Aku ngerasa jahat banget Sal,
aku udah egois. Selama 3 tahun ini aku terus dihantui rasa bersalah dan
penyesalan dan itu nyiksa banget Sal. Bahkan Steffi gak mau ngasih tau aku
dimana alamat rumah kamu, nomor telepon kamu aja gak dikasih.”
“Gaka da yang perlu disesalin, semua juga udah terjadi kan?”
Iqbaal menatap Salsha dalam. Gadis didepannya ini sudah
sangat berubah sekarang. Sekrang Salsha sudah dewasa, anggun dan semakin
cantik. Sangat berbeda dengan Salsha dulu yang manja, egois dan tukang ngembek
itu.Iqbaal meraih tangan Salsha yang ada diatas meja. Iqbaal menggenggam erat
tangan Salsha.
“Aku cinta kamu Sal, aku harap kamu mau ngasih kesempatan
kedua buat akau,. Aku janji bakal nebus semua kesalahan aku dan aku bakal
bahagiain kamu.”
Salsha tersenyum”Aku juga cinta sama kamu.”
Mata iqbaal melebar”Serius?”
Salsha mengangguk malu, sembuarat merah terlihat jelas
dipipinya.
“Jadi kamu mau kita balikan lagi?”
“Emang pernah ada kata putus diantara kita?”Tanya Salsha
balik dengan senyum menggoda
Iqbaal ikut tersenyum“Aku gak akan nyia-nyiain kamu lagi Sal,
dan aku bakal jadi orang yang sangat bodoh kalau sampai nyakitin kamu lagi.”
“Tapi aku gak suka ya kalau kamu genit-genit sama pasien
cewek kamu.”
“Gak akan.”
TAMAT
1 komentar:
Sumpah gaboong seru bangeeeeet
Posting Komentar