ENGAGEMENT ?
“Bellaaa kamu mau ke mana?”
Suara pemuda berperawakan tinggi dan tegap itu teredam oleh
hujan. Sementara gadis didepannya terus berjalan membelah derasnya hujan sore
menjelang maghrib saat itu.
Langkah lebar pemuda ini akhirnya bisa mengggapai gadis
dengan kuncir dua yang mulai berantakan karena hujan. Pemuda ini menarik paksa
gadisnya ke teras toko yang sudah tutup untuk berteduh.
“Apaan sih kak, aku tuh mau pulang.”Gadis dengan seragam
putih biru itu membuang mukanya tak mau menatap mata teduh pemuda didepannya.
“Kamu marah ya?”
“Menurut kak Iqbaal?”Tanya gadis ini balik
Pemuda dengan seragam putih abu-abunya ini menghela nafas
sejenak“Oke, aku minta maaf.”
Bella masih tak mau menatap Iqbaal, ia lebih memilih menatap
hujan yang semakin deras dengan suara Guntur yang lumayan keras“Enak banget
ngomong maaf, padahal udah ngebuat aku nunggu 3 jam.”
Iqbaal kesal juga melihat Bella yang sama sekali tak mau
menatapnya. Pemuda tampan ini memutar dagu gadisnya sehingga kini mereka
bertatapan.
Bella sedikit mendongak mengingat tinggi Iqbaal yang jauh
lebih tinggi darinya. Mata teduh milik Iqbaal benar-benar menenangkannya
sekarang.
“Oke aku ngaku salah tapi aku tadi mendadak dapet tugas dari
kepala sekolah. Jadi, mau gak mau aku harus ngerjain saat itu juga.”
“Iya aku tau kok, kakak kan ketua OSIS jadi kakak itu super
sibuk. Iya kan?”Bella tersenyum sinis
“Iya aku salah seharusnya tadi aku nelpon kamu dulu. Tapi,
HP aku lowbatt Yang.”
Bella menepis tangan Iqbaal yang memegangi dagunya”Mending
kita putus aja deh, toh kak Iqbaal juga sibuk dan gak pernah punya waktu buat
aku.”
Mata Iqbaal memebelalak”Apa?”tanyanya masih tak percaya
dengan kata-kata yang keluar begitu saja dari bibir mungil Bella
“Iya PUTUS.”ulang gadis imut ini kembali namun dengan sedikit
penekanan
Iqbaal kembali memegangi dagu Bella dan kali ini lebih
keras”Oke kalo kamu mau putus, tapi aku mau kamu ngomong kalo kamu udah gak
cinta lagi sama aku.”
Iqbaal menatap Bella tajam dan itu membuat Bella kembali
memalingkan wajahnya.
“Tatap aku Bel, dan ngomong kalo kamu udah gak cinta lagi
sama aku.”
Bella terpaku ditempatnya. Lidahnya tiba-tiba kelu. Sekuat
tenaga ia mencoba berkata”A a aku.”
Hening sesaat. Bella tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Kini gadis itu menunduk memandangi flat shoes miliknya yang kotor karna hujan.
Greb
Tanpa aba-aba Iqbaal memeluk gadis itu erat membiarkan gadis
itu bersandar di dada bidang dan perut sispack miliknya.
Wajah Bella yang tepat didepan dada Iqbaal membuat gadis ini
bisa mendengar detak jantung kekasihnya ini.
“Jangan pernah ngomong putus lagi ya Sayang.”ujar Iqbaal
memohon sambil mengecup puncak kepala Bella
Bella mengangkat wajahnya agar bisa melihat wajah
Iqbaal”Tapi kamu harus janji mau ngeluangin waktu dikit aja buat aku, aku Cuma
pengen diperhatiin kak.”
Iqbaal mengangguk yakin”Aku janji, dan kalo aku sampe
ngelanggar kamu boleh hukum aku semau kamu.”
Iqbaal mencubit hidung mungil milik Bella, membuat Bella
meringis kesakitan.
Bella menggembungkan pipinya”Sakit tau kak, mentang-mentang
mancung nih.”
Iqbaal menyeringai memamerkan deretan gigi putihnya”Abis
idung kamu lucu sih.”
*
“Yang ini bagus gak Beib?”
Gadis bertubuh jenjang dan langsing itu menunjukkan sebuah
cin-cin emas putih dengan hiasan berlian yang begitu cantik kepada calon
tunangannya.
Pemuda tampan yang berdiri dibelakang gadis itu mengangguk
malas”Hm.”jawabnya singkat
Gadis dengan dress pink selutut itu kembali asyik memilih
cincin yang terpajang di etalase toko perhiasan yang mereka kunjungi. Pemuda
tinggi dengan beberapa tas belanjaan ditangannya itu menghela nafas berat. Ini
sama sekali bukan keinginannya.
Rambut panjang gadis ini bergerak begitu sang pemilik
tiba-tiba kembali menoleh ke belakang”Kalo yang ini gimana Baal?”tanya gadis
itu lagi sambil memamerkan cincin ditangannya
“Terserah kamu aja Sal.”jawab Iqbaal masih dengan tampang
tanpa minatnya
“Yaudah deh yang ini aja.”putus gadis itu
“Mbak saya mau yang ini.”
Gadis ini mengulurkan cincin pertunangannya pada pegawai
toko didepannya
“Oke, atas nama?”
“Iqbaal dan Salsha.”
Pegawai toko ini mengangguk dan mulai mencatat di buku
pesanan.
“Kak Iqbaal?”suara seorang gadis berperawakan mungil ini
membuat Iqbaal dan Salsha menoleh
Mata Iqbaal membelalak begitu mengetahui gadis yang sudah
tak asing lagi buatnya kini menatapnya penuh tanda Tanya. Iqbaal membatu
ditempatnya, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Dia siapa?”gadis ini menunjuk Salsha
Salsha tersenyum manis”Aku Salsha calon tunangannya Iqbaal,
nih kita lagi beli cincin.”ucap Salsha bangga
Gadis dengan kaos ungu dan rok selututnya ini menatap Iqbaal
seolah minta penjelasan. Namun Iqbaal hanya menunduk tanpa berkata apapun.
Gadis yang tak lain adalah Bella itu mulai berkaca-kaca. Ia tidak bisa mempercayai apa yang barusan
didengarnya. Gadis cantik ini calon tunangan Iqbaal? Oh God Bella benar-benar
berharap ini hanya mimpi dan ia bisa buru-buru bangun dari mimpi buruk ini.
“Kamu siapa?”Tanya Salsha pada Bella
Bella tersenyum getir”Aku Bella, temennya kak Iqbaal.”
Bella mencoba tersenyum sekuat tenaga dan menahan
mati-matian agara air matanya tak tumpah sekarang.
Salsha mengangguk tanpa mengerti”Dateng ya minggu depan kita mau tunangan.”
Bella mengangguk”Pasti, kalian pasangan yang cocok.”
Salsha tersenyum sumringah”Ah kamu bisa aja.”katanya
malu-malu
“Semoga kalian bahagia ya, aku harus pergi dulu ada urusan.”
“Oke, hati-hati ya. Satu lagi jangan lupa dateng.”
Bella mengangguk saja, sebelum pergi Bella menyempatkan diri
untuk menatap Iqbaal sebentar. Sama seperti tadi Iqbaal hanya diam padahal
Bella ingin mendengar penjelasan Iqbaal. Bella ingin mendengar langsung dari
mulut Iqbaal kalau semua ini hanya lelucon. Namun sepertinya Bella memang harus
menerima kenyataan kalau ini bukan mimpi.
“Aku kecewa sama kakak”lirih Bella dengan air mata yang
terurai dipipinya
Ia berjalan dengan sangat cepat, ia tidak mau menangis
ditempat umum seperti ini. Bella terus berjalan keluar dari mall, ntahlah yang
ia tahu hanya hatinya benar-benar hancur berkeping-keping sekarang. Ia bahkan
tidak peduli kemana kakinya akan membawanya.
*
Gadis dengan seragam putih birunya ini menatap langit senja
yang begitu indah sore itu. Angin berhembus lembut membuat dedaunan
disekitarnya bergoyang. Sebentar lagi hari akan gelap tapi gadis ini sama
sekali tidak berniat untuk beranjak dari danau ini. Wajah putih gadis ini memerah karna terus-terus
menangis sementara rok birunya kusut karna sedari tadi ia remas untuk
mengungkapkan rasa sakitnya. Gadis ini meraih batu yang lumayan besar yang ada
disampingnya. Ia bersiap melempar batu itu ke danau didepannya.
Pluk.
Batu yang jatuh tersebuat membuat air danau yang tadinya
tenang kini bergelombang.
”Argghhh aku benci kamu.”
Teriakan nyaring gadis ini terdengar jelas karna danau ini
benar-benar sepi hanya ada dia dan satu orang yang sedari tadi
memeperhatikannya dari jauh. Pemuda dengan seragam putih abu-abu yang sedari
tadi bersembunyi dari balik pohon ini berjalan pelan menghampiri gadis tadi.
“Maaf.”
Gadis ini sontak menoleh begitu mendengar suara berat
dibelakangnya. Gadis ini tersenyum sinis.
“Gak ada yang perlu di maaafin.”
Suara dingin gadis itu benar-benar menyakiti pemuda ini.
Pemuda ini ikut duduk diatas rerumputan tepat disamping gadis tadi.
“Aku tau aku salah Bel, kamu boleh benci aku seumur hidup
kamu. Tapi dengerin penjelasan aku dulu.”
Pemuda ini berucap dengan muka memohon berharap gadis
disampingnya ini mau sedikit saja mendengar penjelasannya.
“Gak ada yang perlu dijelasin kak, semuanya udah jelas kok.
Beberapa hari yang lalu kakak gak bisa dihubungin, aku kira kakak lagi sibuk
sama tugas OSIS eh ternyata aku salah kakak lagi sibuk ngurusin PERTUNANANGAN
kakak.”
Bella berucap dengan penekanan pada kata’PERTUNANGAN’ dan
itu menyakiti hati Iqbaal.
Iqbaal menunduk, ia menghela nafas beratnya berkali-kali.
Selama ini ia selalu bermimpi akan bertunangan dan menikah dengan Bella. Namun
kenyataannya berbeda, ia justru harus mau dijodohkan dengan Salsha. Bukan hanya
Bella yang sakita hati tapi Iqbaal juga. Bahkan Iqbaal jauh lebih sakit karna
harus menyakit gadis yang paling berarti dihidupnya. Iqbaal merasa seperti
penjahat paling kejam karna harus mencampakkan Bella begitu saja.
“Ini bukan keinginan aku Bel, kamu harus ngerti!”
“Oh ya?”Tanya Bella dengan nada sinis”Siapa sih yang nolak
tunangan sama cewek secantik kak Salsha ? kayaknya gak ada deh.”
“Bel dengerin aku dulu.”
“Udah lah kak gak ada yang perlu dijelasin lagi. Semuanya
itu udah jelas. Aku Cuma minta sama kakak buat gak ganggu kehidupan aku lagi,
aku udah cukup sakit kak dikhianatin
kaya gini. Kakak gak bisa bayangin kan gimana sakitnya jadi aku? Sakit
kak SAKIT!”
Mata teduh Iqbaal menatap mata indah milik Bella dalam”Tapi
aku cinta sama kamu Bel.”
Bella tertawa hambar”Cinta? oh jadi kalo kita cinta sama
seseorang itu kita harus ninggalin dia dan diem-diem mau tunangan sama orang
lain gitu? IYA?”
“Bel plese, dengerin aku dulu.”
“Udahlah kak, seharusnya dari awal aku tau pacaran sama
cowok sesempurna kakak itu ujung-ujungnya Cuma bikin sakit hati. Makasih ya kak
udah ngajarin aku betapa sakitnya yang namanya cinta itu. makasih juga udah
bohongin aku dengan janji-janji manis kakak itu.”
Bella bangkit dari duduknya”Dan semoga kakak bahagia sama
kak Salsha.”
*
Bella menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Didetik
berikutnya ia menyematkan pita pink di rambutnya yang sudah ia tata sedemikian
rupa. Rambut yang biasanya lurus kini ia buat bergelombang khusus untuk malam
ini. Bella merapikan dress biru muda dengan aksen pink yang ia kenakan malam
ini. Malam ini Bella akan datang ke acara pertunangan Iqbaal. Bella sendiri
bingung dibilang MANTAN tidak pernah ada kata putus diantara mereka. Dibilang
MASIH PACARAN juga tidak mungkin mengingat Iqbaal yang akan bertunangan dengan
gadis lain.
Bella kembali memastikan penampilannya sebelum berangkat. Ia
hanya memakai make up tipis mengingat umurnya yang masih 14 tahun.
“Kamu harus kuat Bel, kamu gak boleh nangis lagi. Kamu harus
nunjukin ke kak Iqbaal kamu bisa tanpa dia.”
*
Bella memilih duduk menyendiri dari semua tamu. Ia tidak
mengenal siapapun disini. Tentu saja yang datang hanya anak-anak SMA teman dari
Iqbaal dan Salsha dan beberapa kerabat dekat dari mereka. Acara belum dimulai
karna para tamu belum sepenuhnya datang. Sebentar lagi Bella akan kehilangan Iqbaal sepenuhnya,
Iqbaal akan resmi jadi milik Salsha.
“Hey.”
Bella mendongak, pemuda berambut keriting kini berdiri
dihadapannya sambil tersenyum. Ditangannya ia membawa 2 gelas minuman.
Bella mengerutkan dahinya, sepertinya ia tidak pernah
mengenal pemuda ini sebelumnya.
“Boleh gue duduk disini?”
Bella mengangguk. Pemuda itu kini sudah duduk disampingnya.
“Gue Bastian, ini gue bawain minum buat lo.”
Dengan ragu Bella meraih minuman yang disodorkan pemuda
tadi. Bella tersenyum simpul”Makasih.”
“Nama lo siapa?”Tanya Bastian
“Aku Bella.”
“Kok gue gak pernah liat lo ya disekolah?”Tanya Bastian
dengan alis ditautkan
“Aku masih SMP kok kak. Aku temennya kak Iqbaal.”
Bastian mangut-mangut”Oh anak SMP mana?”
“SMP PRATIWI.”
“Berarti lo kenal dong sama mantannya Iqbaal yang sekolah
disitu?”
Bella terdiam, setelah beberapa saat diam ia menjawab”Iya
aku temen mantannya kak Iqbaal.”
“Udah punya pacar belum?”Tanya Bastian sambil
tersenyum”Kalau belum jadi pacar gue ya?”
Bella menganga, bagaimana mungkin pemuda ini bisa berkata
begitu mengingat mereka baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu. Lagipula
Bella masih sangat mencintai Iqbaal dan ia tidak mau pacaran dulu sekarang.
Bastian cengengesan”Kecepetan ya gue nembaknya?”
Bella diam saja, jujur ia tak habis fikir dengan pemuda yang
baru dikenalnya beberapa menit yang lalu ini.
“Sorry deh, abis gue malu sama teme-temen gue mereka kesini
bawa pasangan nah gue kagak.”
“Maaf kak tapi aku gak bisa.”
Bella bangkit dari duduknya ia ingin jauh-jauh dari pemuda
satu ini. Lagipula acara pertunangannya sudah akan dimulai.
Bastian buru-buru memegang tangan Bella, menghalangi gadis
itu untuk pergi”Lo marah ya?”
“Gak kok.”
Bastian kini sudah berdiri disamping Bella. Ia masih
menggenggam erat lengan Bella”Yaudah kalo lo gak mau jadi pacar gue tapi kita
masih bisa jadi temen kan?”
Bella mengangguk
“Tapi jangan salahin gue kalo nanti lo naksir bahkan
tergila-gila sama gue.”
Bella mencibir”Dih PD banget.”
Bastian tertawa renyah”Haha masuk yuk, acaranya mau
dimulai.”
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar