DON’T SAY GOODBYE
Gadis cantik ini tengah asyik membaca buku super tebal yang
barusan ia pinjam dari perpustakaan. Ia membalik halaman demi halaman, dahinya
berkerut menunjukkan kalau ia benar-benar serius sekarang. Sekarang adalah jam
istirahat tapi gadis ini tampaknya lebih menyukai berdiam diri dikelas sambil
membaca buku daripada pergi kekantin untuk sekedar mengisi perut. Gadis ini
tidak sendirian, ada seorang pemuda yang juga ada dikelas ini. Pemuda ini hanya
diam sambil terus memandangi gadis tadi. Dengan ragu pemuda ini berjalan
menghampiri gadis tadi.
“Hay.”sapa pemuda ini begitu sampai dihadapan gadis tadi
Gadis tadi mendongak, menatap pemuda didepannya ini penuh
tanda tanya.
“Ada apa?”
“Kok lo gak pergi ke kantin sih, emangnya gak laper?”
“Lo sendiri?”Tanya gadis ini balik
“Lo kan tau gue baru pindah hari ini, dan gue belum begitu
akrab sama anak-anak disini.”
Gadis tadi mengangguk saja tanda mengerti.
“Boleh gue duduk?”
Gadis ini mengangguk dan membiarkan pemuda tadi duduk
disampingnya.
“Gue Iqbaal, lo?”
Pemuda ini mengulurkan tangannya sambil mengulum senyum
termanisnya berharap gadis ini mau menjadi teman pertamanya dihari pertamanya
masuk di SMA ini.
Gadis ini membals uluran tangan pemuda tadi”Gue Salsha.”
“Oh iya, lo pasti ranking satu ya. Kayaknya lo kutu buku
banget.”
Salsha hanya tersenyum simpul lalu kembali berkutat dengan
bukunya. Yah meskipun cowok disampingnya itu super ganteng namun Salsha tetap
lebih menyukai bukunya. Iqbaal memandangi Salsha dari samping, sekarang gadis
ini ia bisa lihat dari jarak yang lebih dekat. Ternyata dari jarak sedekat ini
Salsha terlihat lebih cantik.
Meskipun sangat serius dengan bukunya Salsha masih bisa
merasakan kalau sedari tadi Iqbaal memperhatikannya. Salsha mengangkat wajahnya
lalu menengok kesamping”Lo kenapa ngeliatin gue kaya gitu?”
Iqbaal tersentak karna kepergok telah memperhatikan Salsha.
”Eh.”kagetnya”Gak papa kok ternyata lo cantik banget kalo
dilihat dari jarak sedekat ini.”Iqbaal cengengesan
“Oh ya?”
Iqbaal mengangguk cepat”Cowok-cowok disini pasti banyak yang
naksir lo, udah cantik pinter lagi.”
Salsha menutup buku super tebal miliknya”Sorry tapi lo udah
ganggu gue, bisa gak lo pergi. Gue gak suka diganggu kalo lagi baca.”
“Kok gitu sih, gue gak bakal ganggu lo lagi kok.”
Salsha bangkit dari duduknya”Kalo lo gak mau pergi, gue yang
pergi.”
Salsha melewati Iqbaal begitu saja lalu berjalan keluar
kelas ntah kemana.
Iqbaal tersenyum simpul”Semakin lo dingin sama gue, gue
malah semakin penasaran sama lo Sal.”
*
Salsha tersentak mendapati Iqbaal yang kini sudah ada
didepan rumahnya. Pemuda ini terlihat sangat tampan sore ini. Tapi, tetap saja
hal itu sama sekali tidak membuat Salsha tertarik. Ingat itu!
“Lo ngapain kesini?”Tanya Salsha tak suka, karna selama
seminggu belakangan ini Iqbaal terus saja mengganggunya. Dimanapun ia berada,
Iqbaal juga akan ada disitu dan terus menanyainya dengan pertanyaan tidak
penting dan itu sangat menganggu konsentrasi membacanya.
Iqbaal melewati Salsha begitu saja. Ia melangkahkan kaki
panjangnya memasuki rumah Salsha. Setelah sekitar lima langkah Iqbaal berbalik
menghadap Salsha yang masih terdiam dipintu.
“Rumah lo bagus juga ya, gue suka designnya.”Iqbaal berkata
sambil terus mengamati rumah Salsha
“Gak sopan banget sih, gue kan belum nyuruh lo masuk.”tukas
Salsha kesal
Iqbaal nyengir”Yah kalo gak kaya gini lo pasti udah ngunciin
gue diluar.”jawab Iqbaal santai”Oh ya gue boleh duduk kan?”
“Sekalipun gue bilang gak, lo bakal tetep duduk kan?”Tanya
Salsha balik dengan muka kesalnya
Salsha berjalan menuju ruang tamu terlebih dahulu sementara
Iqbaal mengikutinya dari belakang.
“Oh ya orang tua lo mana, gue pengen kenalan.”
Kini mereka berdua telah duduk disofa dengan jarak yang agak
jauh karna tentu saja Salsha tidak mau duduk didekat Iqbaal. Seolah Iqbaal
adalah virus penyakit yang harus dijauhi.
“Orang tua gue sekarang udah disurga, lo mau nyusul kesana?”
Iqbaal membelalak”Jadi orang tua lo udah meninggal?”Tanya
Iqbaal kaget
Salsha hanya mengangguk.
“Sorry gue gak maksud bikin lo sedih.”ujar Iqbaal menyesal
Iqbaal menatap kertas yang berserakan meja. Ia mengambil
salah satu kertas lalu mengamatinya.
“Gambar lo bagus, lo pasti bisa jadi designer baju terkenal
nanti.”pujinya
Salsha menatap Iqbaal tanpa minat“Oh ya, perasaan gambar gue
masih jauh sama design baju karya Renata.”
Iqbaal menautkan alisnya“Renata Adinda Himawan maksud lo?”
“Ya iya lah siapa lagi, dia kan designer terkenal di
Indonesia dan gue kagum banget sama dia. Semua design bajunya gue suka.”
“Lo mau gak belajar langsung sama Renata?”Tanya Iqbaal
sambil tersenyum simpul, ntahlah apa yang membuat pemuda tampan ini tersenyum
“Emang bisa?”
“Bisalah orang dia kakak gue.”Jawab Iqbaal bangga
Salsha melongo”Kakak lo? Gue gak percaya!”
Mana mungkin cowok pecicilan kaya dia punya kakak kaya
Renata, begitulah pikir Salsha.
“Lo lupa kalo nama lengkap gue Iqbaal Aresta Himawan, gue
adiknya. Kalo lo gak percaya sekarang juga kita ke butik kakak gue.”
Salsha terdiam”Emang beneran ya Renata designer terkenal itu
kakak lo?”Tanya Salsha lagi, ia masih sulit mempercayai kenyataan kalau Iqbaal
adalah adik Renat
“Gue serius, mending lo ganti baju deh. Kakak gue sekarang
lagi ada dirumah dan gue bakal minta dia buat ngajarin lo.”
Salsha menatap Iqbaal antusias”Beneran?”
Iqbaal mengangguk mantap.
Dan kali ini untuk pertama kalinya Salsha tersenyum, senyum
yang sangat manis dan senyum itu untuk IQBAAL !
Iqbaal ikut tersenyum rasanya ratusan kupu-kupu kini terbang
mengelilinginya. Iqbaal benar-benar terbuai oleh senyum manis Salsha yang baru
kali ini ia lihat setelah kurang lebih seminggu mereka kenal.
“Makasih ya Sal udah mau senyum buat gue.”
“Lebay lu ah.”
*
Siang itu Salsha sedang ada dirumah Iqbaal. Sudah sekitar
dua minggu Salsha rutin kemari tiap hari untuk belajar pada Renata. Salsha
duduk sendirian diruang tamu karena Renata yang masih ada dibutiknya sementara
Iqbaal sedang mengambilkan minum untuk Salsha.
Iqbaal tampak keluar dari pintu dapur sambil membawa napan
berisi 2 gelas minuman dan beberapa toples kue kering. Iqbaal meletakkan
nampannya diatas meja lalu duduk disamping Salsha. Selama dua minggu ini
hubungan mereka semakin dekat dan Salsha sudah tidak jutek lagi pada Iqbaal.
“Sal kenapa sih lo kayaknya pengen banget jadi designer?”Tanya
Iqbaal memulai pembicaraan
Salsha yang tengah asyik membaca bukupun mengangkat
wajahnya. Ia menatap Iqbaal disampingnya lalu tersenyum tipis.
“Ini impian Almarhumah Mama gue, dia pengen gue jadi
designer. Dan gue bertekad buat jadi apa yang Mama gue pengenin.”
“Terus kenapa lo selalu bawa buku-buku tentang bisnis
kemanapun lo pergi kalo lo mau jadi designer?”
“Papa gue yang pengen gue ngelanjutin perusahaannya. Jadi
kemana-mana gue bawa buku tentang bisnis deh biar bisa jadi pebisnis yang hebat
kaya Papa gue.”
“Berarti jadi designer dan pebisnis itu bukan impian lo?”
Salsha menggelang”Sebenernya gue pengen jadi penyanyi. Tapi
gue kubur impian gue itu dalem-dalem. Dari kecil gue gak pernah ngabisin waktu
gue buat main. Gue lebih suka ngabisin waktu gue buat baca buku. Bahkan saat
gue mulai remaja pun gue masih tetep sama, gue tetep kutu buku dan kurang
bergaul. Gue gak punya banyak temen gara-gara sifat gue yang suka menyendiri
ini. Semenjak Mama Papa gue meninggal gue bertekad jadi anak yang mereka
inginkan meskipun mereka gak bisa liat gue sukses nanti tapi gue yakin mereka
bakal bahagia di alamnya karna gue berhasil jadi apa yang mereka minta. Gue gak
nyesel udah kehilangan masa kecil bahkan masa remaja gue yang penting gue bisa
designer dan pebisnis yang hebat.”
Iqbaal menganga mendengar ucapan Salsha. Ini baru pertama
kalinya Iqbaal mendengar Salsha ngomong sepanjang itu. dan Iqbaal makin kagum
saja pada gadis yang telah mencuri hatinya dipertemuan pertama mereka.
“Lo hebat Sal, gue makin kagum sama lo.”
“Gue juga pengen banget sekolah fashion di Paris. Lo taukan
kalau Paris itu kota yang indah banget. Lagipula dari kecil gue punya impian
buat tinggal disana dan gue harap suatu saat itu bakal jadi kenyataan.”
“Semoga impian lo terkabul ya, gue juga seneng kok kalo lo
seneng.”ujar Iqbaal dengan senyum manisnya
Blush
Pipi Salsha tiba-tiba memerah detak jantungnya berdetak
lebih cepat dari biasanya. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Dan Salsha
juga baru sadar kalau senyum Iqbaal sangat manis. Dan kemana saja Salsha selama
ini, ia bahkan baru menyadari kalau Iqbaal sangat TAMPAN!
“Lo kenapa Sal? kok aneh gitu?”Tanya Iqbaal yang menyadari
tingkah laku Salsha yang tiba-tiba aneh
Salsha semakin salah tingkah”Eng, gue gak papa kok.”
*
Renata tampak tergesa-gesa memasuki kamar adik satu-satunya.
Ditangannya ia memegang amplop berwarna coklat. Renata melemparkan pandangannya
keseluruh penjuru kamar Iqbaal dan
ternyata Iqbaal ada di balkon kamarnya.
“Iqbaal.”panggilnya riang
Iqbaal melongok dari balik pintu balkon”Ada apa kak?”
Renata berjalan menghampiri Iqbaal. Sesampainya didepan
iqbaal, Renata mengulurkan amplop berwarna coklat itu pada Iqbaal.
“Apaan nih?”tanya Iqbaal dengan dahi berkerut
“Udah buka aja.”suruh Renata
Iqbaal membuak amplop surat tersebut. Dibacanya rentetan
kata yang terketik disurat itu. matanya membelalak. Ia kini menatap kakkanya
tak percaya dengan mulut agak terbuka.
“Ini beneran kak?”
Renata mengangguk cepat”Iya Baal. Salsha berhasil dapet beasiswa sekolah designer di Paris.”
*
“Dapet beasiswa ?”Tanya Salsha dengan mata membelalak
Salsha benar-benar tidak per caya dengan apa yang Iqbaal
katakan barusan. Bagaimana bisa ia mendapat beasiswa kalau ia saja tidak pernah
mendaftarkan diri ?
Iqbaal tersenyum lebar“Iya lo seneng kan?”
“Kok bisa?”
“Gue sama Kak Renata yang daftarin lo dan ternyata lo
lolos.”
Salsha menutup mulutnya yang menganga karna tak percaya.
Setetes air mata meluncur begitu saja. Bukan air mata kesedihan tapi air mata
kebahagiaan. Salsha langsung mendekap Iqbaal erat, ia sangat senang sekarang.
“Makasih ya Baal, makasih banget.”
Iqbaal terpaku ditempatnya, ia tak menyangka kalau Salsha
akan memeluknya. Iqbaal pikir Salsha membencinya karna sikap Salsha selama ini
yang terkesan jutek dengan Iqbaal bahkan Salsha sering menghindar dari Iqbaal.
Dengan ragu Iqbaal membalas pelukan Salsha. Iqbaal tersenyum
kecil, rasanya sangat menyenangkan ada dipelukan seorang gadis yang sejak awal
ia pindah kesini sudah mampu menarik hatinya. Salsha yang jutek, Salsha yang
suka menyendiri, Salsha yang selalu berusaha menjaga jarak dengan dirinya, Salsha
yang kuper dan kutu buku kini benar-benar berubah semenjak mereka sering
bersama karna Salsha yang tipa hari datang kerumah Iqbaal untuk belajar bersama
Renata.
“I love you Sal.”batin Iqbaal
*
Iqbaal memainkan gitar dipangkuannya tanpa minat.
Pandangannya kosong, pikirannya ntah melayang kemana. Rasanya baru saja kemarin
ia merasa sangat bahagia karna tahu bahwa Salsha dapat beasiswa. Tapi tidak
sekarang, sekarang Iqbaal benar-benar galau karna menyadari bahwa ia akan
berpisah dengan Salsha untuk waktu yang lama.
“Kenapa rasanya seberat ini buat ngelepas Salsha?”gumam
Iqbaal
Iqbaal kini menopang dagunya. Beberapa kali ia menghela
nafas berat. Didetik berikutnya Iqbaal mengacak rambutnya frustasi. Iqbaal
benar-benar gelisah sekarang.
Iqbaal meletakkan gitar yang sedari tadi menjadi tumpuannya
menopang dagu disofa. Ia buru-buru bangkit dan berjalan kearah pintu begitu
mendengar ketukan pintu. Ia sudah hafal betul kalau itu Salsha, karna memang
Salsha selalu datang kesini setiap sore hari.
Kini salsha sudah duduk disofa smentara Iqbaal baru saja
akan kedapur untuk mengambil minum.
“Eh Baal gak usah ambil minum, gue gak haus kok ntar aja
ngambilnya.”cegat Salsha
Iqbaal kembali lalu duduk sebelah Salsha. Gadis itu tampak
mengubek-ubek tasnya sekarang.
Iqbaal mengerutkan keningnya”Nyari apa sih Sal?”
Salsha tak menjawab ia masih asyik mengubek isi tasnya.kini
salsha mengeluarkan kotak lumayan besar dari tasnya. Setelah menemukannya
salsha buru-buru memberikannya pada Iqbaal.
“Ini apa?”Tanya Iqbaal yang masih menatap kotak yang kini
ditangannya
“Buka aja.”peritah Salsha sambil menyunggingkan senyum
Iqbaal membuka kotak berwarna biru itu. Sebuah syal berwarna
putih langsung tertangkap indra penglihatannya begitu kotak terbuka.
“Gimana lo suka gak? Gue ngerajut sendiri lho.”
Iqbaal mengangguk mantap”Suka banget, makasih ya.”
“Gue yang seharusnya bilang makasih, lo sama ka Renata udah
baik banget sama gue. Gue bahkan gak tau harus gimana lagi nunjukin rasa terima
kasih gue.”
Iqbaal menepuk pundak Salsha”Ini udah lebih dari cukup kok.”
Salsha kini mengeluarkan kotak serupa dari tasnya tapi kotak
yang ini berwarna pink”Kalo yang ini buat kak Renata.”
“Sal”panggil Iqbaal
Salsha menoleh lalu menatap Iqbaal, raut wajah Iqbaal
tiba-tiba berubah sendu”Kenapa Baal?”
Iqbaal terdiam, ia ragu untuk mengatakan apa yang
dirasakannya pada Salsha selama ini”Ayo Baal ungkapin mumpung Salsha belum
berangkat ke Paris.”batin Iqbaal
Salsha menautkan alisnya, ia kini menatap Iqbaal
bingung”Kenapa sih Baal, kok kayaknya lo gelisah gitu?”
“Gak kok Sal, gak papa udah lupain aja.”
Salshapun mengangguk saja. Salsha sendiri bingung dengan
dirinya sendiri. Bukankah ini impiannya sejak kecil dulu lalu kenapa sekarang
rasanya ia sangat berat untuk berangkat.
“Gue gak tahu kenapa Baal, tapi gue gak mau berangkat. Gue
mau tetep disini sama lo dan kak Renata. Gue ngerasa kalau kalian itu keluarga
gue. Kalian selalu ada buat gue dan itu bikin gue gak bisa jauh dari kalian
sekarang. Gue salah, dulu gue pikir bahagia itu saat dapet apa yang gue inginin
tapi ternyata bahagia itu saat ada dideket orang yang gue sayang. Gue sayang
banget sama lo Baal.”batin Salsha yang terus menatap Iqbaal yang tampaknya kini
sedang melamun
Salsha menghela nafasnya. Kini ia menerawang jauh keluar
jendela rumah Iqbaal. Kenapa ia baru sadar kalu Iqbaal begitu penting baginya.
*
Iqbaal dan Salsha tengah berada di Bandara. Salsha akan
berangkat ke Paris sekitar setengah jam lagi. Renata tidak ikut mengantar karna
ada urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Salsha menatap Iqbaal yang
duduk disampingnya. Pemuda itu kini tengah
menunduk dan sedari tadi hanya diam.
“Baal.”panggil Salsha pelan namun bisa didengar iqbaal
Iqbaal mengangkat wajahnya lalu menatap Salsha dengan
tatapan seolah berkata’Ada apa?’
“Kira-kira ada gitu yang mau lo omongin ke gue. Yah kali aja
ada yang belum lo omongin ke gue.”
Iqbaal menatap Salsha dalam. Kini pemuda itu tengah dilanda
dilema karna tidak tahu apa harus ia menyatakan perasaanya pada Salsha.
“Please ngomong kalo lo suka sama gue Baal, dan lo gak
pengen gue pergi. Gue bakal ngebatalin kepergian gue kalo lo yang minta.”batin
Salsha
Iqbaal masih diam sambil terus menatap Salsha. Ia tidak
ingin mengganggu kebahagiaan Salsha yang akan berangkat ke Paris dengan
pernyataan cintanya. Lagipula ntah keyakinan darimana Iqbaal yakin kalau gadis
disampingnya ini tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.
“Kok bengong sih Baal?”
Iqbaal tersentak kaget dan saat itu juga bibirnya
mengeluarkan kata”I love you Sal.”dengan begitu saja
Iqbaal merutuki dirinya sendiri bagaimana bisa ia kelepasan
ngomong seperti itu. Iqbaal menunduk, ntahlah apa respon dari gadis
disebelahnya itu.
Greb
Salsha memeluk Iqbaal erat. Salsha menenggelamkan wajahnya
di dada bidang milik Iqbaal”I love you too Baal.”
“A apa?”
Salsha cemberut didetik berikutnya ia mencubit perut
Iqbaal”Jangan pura-pura gak denger deh.”katanya sebal
“Gue Cuma mau mastiin gue gak salah denger.”
Salsha menghela nafas, ia kini mendekatkan wajahnya ke
telinga Iqbaal lalu berbisik”I love you too Baal.”
Iqbaal tersenyum lebar”Beneran?”
Salsha mengangguk malu
“Jadi lo mau jadi pacar gue?”
“Iya, dan gue bakal batalin kepergian gue ke Paris.”
Iqbaal melotot”Gak, lo harus tetep berangkat.”katanya tegas
“Kok gitu, lo gak pengen gue disini sama lo terus?”tanay
Salsha, raut mukanya berubah sedih sekarang
Iqbaal menggenggam pundak Salsha, ditatapnya manik mata
gadis itu dalam”Gue gak bakal ngebiarin impian lo hancur Cuma gara-gara gue.
Gue bakal setia nunggu lo kok disini, gue janji!”
“Tapi gue bisa jauh dari lo Baal.”rengek Salsha
“Gue juga gak bisa Sal, tapi lo harus tetep berangkat apapun
yang terjadi.”
Salsha menunduk air matanya jatuh begitu saja”Gue takut
kehilangan lo Baal.”lirihnya”Gue baru sadar kalo lo berarti banget buat gue.
Gue bodoh selama ini selalu bersikap gak baik selama ini. Dan gue harap lo mau
maafin gue atas sikap gue yang selalu dingin sama lo.”
Iqbaal mengangkat wajah Salsha dengan tangan kanannya
semenatar tangan kirinya menghapus air mata Salsha.”Gue gak bakal ninggalin lo
kok, gue janji bakal jaga hati gue selama kita berjauhan. Dan gue harap lo juga bisa jaga hati lo buat
gue.”
Salsha tersenyum”Makasih ya Baal, gue gak pernah ngerasa
sebahagia ini sebelumnya. Makasih udah bikin hidup gue lebih berarti.”
Iqbaal tersenyum lalu mengecup kening Salsha untuk beberapa
menit”Gue janji bakal sering nelpon dan kalo liburan nanti gue bakal ke Paris,
kita liburan bareng disana.”
Pesawat beberapa menit lagi akan berangkat. Dan Salsha harus
segera masuk ke pesawat. Sebelum Salsha benar-benar pergi, Iqbaal memeluk
Salsha untuk yang terakhir kalinya.
“Jaga diri lo baik-baik ya, jangan sampai sakit.”
“Lo juga ya.”
Salsha menarik koper miliknya menjauh dari Iqbaal. Semenatara iqbaal masih terus melambaikan tangannya sampai Salsha benar-benar tidak
terlihat.
“Cepet balik ya Sal, gue pasti bakal kangen banget sama lo.”
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar