PACARKU SUPERSTAR
“KYAAAAAA IQBAAAAAAAAAL I LOVE YOU.”
Teriakan nyaring dari gadis berambut ikal itu menyeruak
begitu Iqbaal Rizaldi Kelana selesai
tampil. Dan kemudian teriakan histeris dari gadis-gadis lain ikut menggema
diruangan ini. Ini adalah konser tunggal Iqbaal untuk yang kesekian kalinya.
Siapa yang tak kenal Iqbaal, penyanyi solo nomor satu yang terkenal dengan
suara lembutnya. Selain penyanyi Iqbaal juga seorang aktor, sudah banyak
sinetron dan film yang ia bintangi. Iqbaal menunduk sebagai ucapan terima kasih
kepada para fansnya yang telah setia selama ini. Riuh tepuk tangan mengiringi
Iqbaal yang meninggalkan panggung. Sesampainya di backstage Iqbaal menghampiri
seorang gadis cantik yang sedari tadi menunggunya.
“Penampailan kamu luar biasa.”puji gadis dengan dress putih
selututnya begitu Iqbaal sampai dihadapannya
Iqbaal mengulum senyum termanisnya”Makasih pelangiku.”
Iqbaal baru saja akan memeluk Steffi tapi saat itu juga
Steffi menghindar. Iqbaal menatap Steffi sedih.
“Jangan disini, banyak orang kamu mau hubungan kita ketauan?”
Iqbaal memajukan bibir indahnya”Yaaah kamu mah gitu.”
*
Steffi menatap horror majalah dan Koran didepannya. Nafasnya
tercekat, ia tidak bisa membayangkan
bagaimana nasibnya setelah ini. Seluruh Koran, majalah dan tabloid hari ini
memberitakan hubungannya dengan Iqbaal yang mati-matian mereka sembunyikan
sejak 2 bulan yang lalu. Steffi sudah membayangkan bagaimana reaksi fans-fans
fanatik Iqbaal yang sadis-sadis itu. Membayangkan bahwa ia akan dibully
habis-habisan terus menari-menari diotaknya. Steffi masih ingat betul apa yang
terjadi pada 3 matan pacar Iqbaal sebelumnya. Celine yang bunuh diri karna
tidak tahan dengan bullyan dan caci maki para fans Iqbaal. Tasya yang kini
mengalami gangguan jiwa dan harus dirawat rumah sakit jiwa. Dan Chinta yang
harus meninggalkan Indonesia selamanya jika tidak mau diteror terus-terusan
oleh fans Iqbaal. Fans-fans Iqbaal adalah fans-fans yang sangat nekat, mereka
bahkan sama sekali tidak takut masuk penjara karna tidakan kriminal yang mereka
lakukan pada siapapun gadis yang dekat dengan Iqbaal.
Steffi sendiri bingung bagaimana para wartawan itu bisa
mendapat fotonya bersama Iqbaal yang tengah berpelukan dan bergandengan tangan
itu. Ponsel Steffi berdering, terdapat tulisan ‘Matahariku Calling’ di layar
ponsel miliknya. Steffi buru-buru menekan tombol hijau lalu mendekatkan ponsel
tersebut ke telinganya.
“Kamu tenang ya, jangan takut.”
Suara lembut Iqbaal langsung terdengar begitu telepon
diangkat.
“Tapi, kamu tahu kan gimana kelakuan fans kamu.”
“Iya, aku bakal ngomong sama mereka biar mereka ngerti.”
“Kayaknya percuma deh Baal, kamu masih inget kan gimana nasib
mantan-mantan kamu sebelumnya?”
“Aku gak akan ngebiarin nasib kamu kayak mereka Stef. Aku
cinta mati ke kamu dan aku bakal neglakuin apapun buat neglindungin kamu.”
*
Steffi sedang memeilih baju di butik langganannya. Setiapa
bulan Steffi selalu menyempatkan diri untuk mampir kesini . Steffi bisa
mendengar suara bisik-bisik dibelakangnya dan itu membuat Steffi menoleh. Segerombolan
anak berseragam putih abu-abu(sama seperti dirinya) kini tengah menatpnya tajam.
Salah satu dari mereka maju dan mendekati Steffi.
Gadis dengn rambut sebahunya itu kini menunjuk Steffi dengan
telunjuknya.
“Lo pacarnya Iqbaal kan?”tanyanya dengan nada tidak suka
Steffi diam”Pasti dia salah satu fans Iqbaal.”batin Steffi
Gadis itu mengamati Steffi dari ujung kaki sampai ujung
rambut. Gadis itu kini mentap Steffi remeh”Kok bisaya cewek kaya lo jadi pacaranya
Iqbaal, pake pelet lo!”
Steffi hanya diam, ia tahu kalau ia melawan akan semakin
memperburuk keadaan. Lagipula bisa-bisa Steffi
dikeroyok kalau berani melawan.
“Gue kasih tau ya, lo itu gak pantes sama Iqbaal. Cantikan
juga nenek gue daripada elo.”
Teman-teman gadis ini tertawa keras begitu mendengar hinaan
teman mereka yang ditujukan untuk Steffi.
Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda angkat biacara“Tau
tuh Key, muka kaya gitu kok PD banget jadi pacar Iqbaal, paling juga pake
pelet.”
Plak
Tiba-tiba saja gadis didepan Steffi itu menampar Steffi
keras hingga membuat Steffi jatuh. Darah segar keluar dari sudut bibir mungil
Steffi.
Teman-teman gadis yang menampar Steffi tadi kini ikut maju
dan kini mereka mengerubungi Steffi seolah Steffi adalah mangsa yang harus
mereka habisi.
Byurrr
Salah satu dari mereka menumpahkan minuman yang dibawanay ke
Steffi membuat rambut dan seragam sekolah Steffi basah.
Dan Steffi hanya bisa pasrah saat ia merasakan
tendangan-tendangan dikaki dan perutnya. Bagaimana mungkin ia bisa melawan 8
orang sekaligus yang sepertinya sangat membencinya. Tendangan, pukulan, bahkan
tamparan bertubi-tubi melayang disekujur tubuh Steffi. Steffi bisa merasakan
kalau kesadarannya sebentar lagi hilang. Dan disaat ia yang sudah setengah
sadar itulah satpam datang dan menyelamatkannya.
*
Steffi masih belum sadarkan diri. Setelah kejadian
pengeroyokan tadi Steffi langsung dilarikan ke rumah sakit dan sampai sekarang
belum juga siuman. Tampak Bunda Steffi yang sedari tadi cemas putri semata
wayangnya masih tak kunjung membuka matanya.
Tak berapa lama pintu terbuka. Iqbaal datang dengan membuka
sekeranjang buah dan sebuket bunga mawar putih, bunga favorit Steffi. Hati
Iqbaal serasa teriris melihat gadis yang begitu dicintainya kini terbaring tak
berdaya dengan luka lebam diseluruh tubuh dan selang infus yang menempel.
“Tante.”panggil Iqbaal lirih namun masih terdengar oleh
bunda Steffi karna suasana yang hening
Bunda Steffi menoleh, ia buru-buru mengusap air matanya begitu
melihat Iqbaal. Bunda Steffi bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri
Iqbaal.
“Maafin saya tante, saya tau ini semua salah saya.”
“Puas kamu lihat Steffi sekarang begini. Dari awal tante
udah bilang, jangan pernah dekati Steffi!”
“Tapi tante, saya janji kejadian gak akan terulang lagi.
Kasih saya kesempatan lagi tante buat ngelindungin Steffi.”
Bunda Steffi menggeleng”Gak Baal, gak ada kesempatan kedua
buat kamu. Ini terakhir kali kamu ketemu Steffi setelah ini tante ngelarang
kamu nemuin Steffi.”
“Tapi tante…”
“Tante kasih waktu kamu waktu 20 menit setelah itu kamu harus
pergi.”potong Bunda Steffi cepat lantas pergi meninggalkan Iqbaal begitu saja
Iqbaal menghela nafasnya sejenak lalu melangkah mendekati
ranjang Steffi. Iqbaal meletakkan buah dan bunganya di meja lalu duduk. Iqbaal
meraih tangan Steffi lalu menggenggamnya erat.
“Maafin aku Stef, ini semua salah aku. Gara-gara pacaran
sama aku kamu jadi kaya gini. Bunda kamu pantes ngebenci aku, kamu juga boleh
kok benci sama aku”
Iqbaal mengelus pipi Steffi yang membiru karna tamparan.
Rasanya ia bisa merasakan betapa sakitnya jadi Steffi sekarang. Iqbaal
bersumpah akan memenjarakan siapapun yang telah melukai Steffi tak peduli itu
fansnya sendiri. Ini sudah sangat keterlaluan dan tidak manusiawi. Iqbaal
sendiri tidak mengerti apa yang ada dipikiran para fansnya hingga mereka
bertindak anarkis seperti ini.
Mata Steffi terbuka perlahan. Ia tampak mengernyit begitu
merasakan silau karna cahaya terang yang masuk kematanya. Setelah menyesuaikan
matanya dengan cahaya ruangan, Steffi melirik kesampingnya. Iqbaal kini tengah
menatapnya dalam.
Iqbaal tersenyum”Kamu udah sadar? Apanya yang sakit? Aku
panggilin dokter ya?”Tanya Iqbaal bertubi-tubi
Steffi menggeleng sambil tersenyum, matnya mengisyaratkan
kalau ia baik-baik saja.
“Maafin aku ya, gara-gara aku kamu kaya gini.”
“A-ku gak ma-rah kok.”ucap Steffi terbata
Steffi harus menahan sakit saat berbicara karna pipi dan
bibirnya yang bengkak karna ditampar berkali-kali.
Setetes air mata Iqbaal jatuh begitu saja saat melihat
Steffi yang bahkan hanya untuk berbicara saja tampak sangat kesakitan. Steffi
mengulurkan tangannya mengusap air mata Iqbaal.
“Jan-gan na-ngis a-ku gak pa-pa kok.”
Iqbaal menggengam tangan Steffi yang barusan mengusap air
matanya.
“Aku gak berguna Stef jadi cowok, seharusnya aku
ngelindungin kamu eh malah sebaliknya.”
Pintu kamar Steffi terbuka, tampak bunda Steffi yang masuk
dan berjalan mendekat ke Iqbaal dan Steffi.
“Waktu kamu sudah habis Baal, kamu harus pergi
sekarang.”ujar bunda Steffi tegas
Iqbaal menunduk, kenapa 20 menit terasa sangat cepat jika
bersama dengan Steffi?
Iqbaal mengangguk tanda mengerti lalu kembali menatap Steffi”Aku
pergi dulu ya, semoga kamu cepet sembuh.”
Iqbaal mencium kening Steffi beberapa saat sebelum akhirnya
beranjak pergi. Steffi memegangi tangan Iqbaal sambil terus menggeleng. Matanya
berkaca-kaca menahan tangis.
“Jan-gan per-gi.”
Akhirnya tangis Steffi pecah juga melihat Iqbaal yang harus pergi.
Padahal ia sangat membutuhkan Iqbaal sekarang. Iqbaal melepaskan genggaman
tangan Steffi perlahan.
“Maaf tapi aku harus pergi, ini demi kebaikan kamu.”
Steffi menatap nanar punggung Iqbaal yang semakin menjauh.
Air matanya semakin deras mengalir.
“Iqbaaaaaaaal.”teriak Steffi sekuat tenaga. Tak peduli
betapa sakit yang ia rasakan karna harus berteriak. Yang ia tahu hatinya lebih
sakit sekarang, sangat sakit.
“Jangan pergi.”lirih Steffi begitu pintu tertutup, Iqbaal
telah pergi !
*
Iqbaal mengendurkan dasi yang dikenakannya. Ia baru saja
pulang sekolah. Mukanya terlihat kusut siang itu. sebenarnya bukan hanya siang
ini. Tapi beginilah wajah Iqbaal tiap hari setelah kejadian seminggu yang lalu.
Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa, ia menghela nafas beratnya.
“Kamu apa kabar Stef? Aku kangen kamu.”
Iabaal terdiam untuk beberapa saat sampai suara handphone miliknya
membuyarkan lamunannya. Dahi Iqbaal berkerut.
“Bella? Ngapain dia nelpon gue?”Tanya Iqbaal heran
Bella adalah sahabat baik Steffi. Akhir-akhir ini Iqbaal
selalu menanyakan kabar Steffi ke Bella tanpa sepengetahuan Steffi dan Bundanya
tentunya.
“Ada apa Bel?”Tanya Iqbaal begitu telepon terhubung
“Steffi Baal Steffi.”ujar Bella panik
“Steffi kenapa?”Tanya Iqbaal mulai panik
“Dia diculik.”
Iqbaal terbelalak”Lo gak bercanda kan Bel?”
“Gak lah, ngapain coba gue bercandain masalah kaya gini.”
Iqbaal mematikan sambungan teleponnya secara sepihak lalu
memasukkan ke kantung celana. Ia berlari keluar rumah dan segera beranjak
dengan motor sport miliknya.
*
“Kalo lo mau Steffi selamat,lo harus jauhin Steffi
selamanya.”
“Gue udah putus ya sama dia, gue udah turutin kemauan fans
gue. Tapi kenapa lo malah nyulik Steffi?”
Gadis bertubuh jenjang itu tersenyum sinis, ia berjalan
santai mendekati Iqbaal. Beberapa menit yang lalu Iqbaal mendapat sms untuk
segera ke taman jika ingin Steffi selamat. Iqbaal yang tengah kebingungan
mencari Steffi bersama Bella saat itu langsung bergegas ketaman tanpa Bella
karna sesuai dengan permintaan si pengirim sms itu.
Gadis cantik itu kini memegang pundak Iqbaal”Gue fans berat
lo Baal, gue cinta mati sama lo! Tapi kenapa lo malah jadian sama cewek jelek
itu sih?”
Iqbaal menepis tangan gadis itu”Kalo lo cinta sama gue
seharusnya lo ngebiarin gue bahagia dengan cewek yang gue suka.”
Gadis yang memiliki wajah ke bule-bulean itu tertawa”Apa
yang gue pengen harus jadi milik gue, termasuk elo, ngerti?”
“Cewek secantik lo pasti bisa dapat yang lebih dari gue,
Cassie.”
“Gue maunya lo Iqbaal.”Cassie melipat tangannya
didada”Sekarang terserah lo milih jadian sama gue atau Steffi mati.”
“Lo gila ya, gue bakal laporin lo ke polisi. Dasar cewek
freak!”
“Gue gak takut Iqbaal. Bokap gue bisa nyogok para polisi itu
dengan uang. Lo harus tahu kalo gue anak dari pengusaha terkaya nomor 3 di
Indonesia.”
Iqbaal terdiam, ia mulai terpojokkan sekarang. Cassie jauh
lebih kaya darinya. Iqbaal juga anak orang kaya hanya saja kekayaan orang
tuanya ditambah kekayaan yang didapatnya dari menjadi artis masih belum cukup
untuk menyaingi kekayaan Cassie.
“Gimana? Gue gak bisa ngasih waktu lo lebih lama lagi!”
Iqbaal menunduk ia menghela nafasnya berkali-kali lalu
mendongak”Oke, gue mau jadi pacar lo.”
Cassie tersenyum penuh kemenangan”Oke pilihan yang bagus,
gue bakal nyuruh anak buah gue buat negelepasin Steffi.”
“Kalo sampe Steffi lecet sedikit aja, gue gak bakal maafin
lo.”
“Tenang aja honey, Steffi gak bakal kenapa napa kok.”
*
Hari ini untuk pertama kalinya iqbaal mengenalkan pacaranya
kedepan publik. Tentu saja Cassie yang memaksanya untuk melakukan ini. Biasanya
Iqbaal akan mati-matian menyembunyikan hubungan spesialnya bersama dengan
seorang gadis karna takut terjadi hal-hal buruk pada pacaranya. Tapi sekarang
Iqbaal merasa biasa saja karna selain tidak mencintai Cassie, siapa sih yang
berani berurusan dengan Cassie dan keluarganya?
Iqbaal menjauhkan diri dari Cassie yang sedari tadi
bersandar dipundaknya. Ia sudah benear-benar tidak tahan. Sudah sejam lebih
Cassie seperti itu selama mereka diwawanacarai.
“Udah deh Cas, wartawannya juga udah gak ada.”tutur Iqbaal
kesal
Cassie manyun”Emang kenapa sih Baal, kitakan pacaran. Masa’
aku gak boleh nyender dibahu pacar aku sih?”
“Tapi lo itu berlebihan, gak pantes anak SMA kaya kita
ngumbar kemesraan didepan umum.”
“Udah deh turutin aja kemauan aku.”
Iqbaal mendengus, kini ia lebih memeilih diam dan membiarkan
Cassie kembali bersandar di bahunya.
“Aku kangen kamu Stef. Aku cinta kamu, aku gak mau kamu
kenapa-napa dan aku harus tetep pacaran sama Cassie supaya hidup kamu
tenang.”batin Iqbaal
*
Steffi menghapus air matanya kasar. Matanya terus menatap
kearah TV 21inc layar datar miliknya. Ia sedang menonton infotainment, dan hari
ini seluruh infotainment memberitakan hubungan Iqbaal dan Cassie. Bella yang
sedari tadi duduk disamping Steffi kini menepuk pundak Steffi pelan.
“Yang sabar ya Stef.”ujar Bella sambil tersenyum
Steffi ikut tersenyum simpul”Iya Bel. Lagipula aku emang
harus belajar kalo gak mungkin superstar kaya Iqbaal bisa pacaran sama cewek
bisa aja kaya aku. Kayakanya cowok perfect yang bisa pacaran sama cewek biasa
aja itu Cuma ada didalam drama. Gak didunia nyata, dan aku harus bisa nerima kenyataan.”
Bella memeluk Steffi”Percaya sama aku kalo kalian emang
ditakdirkan berjodoh kalian pasti ketemu suatu hari nanti, kamu percaya cinta
sejati kan?”
Steffi mengangguk”Iya aku percaya.”
Bella menepuk punggung Steffi lembut. Air mata Steffi
kembali menetes ia tersenyum getir begitu kenangan indah bersama Iqbaal kini
terlintas dipikirannya.
“I miss you Baal, semoga kita nanti bisa bersatu lagi dan
gak akan pernah terpisahkan.”batin Steffi
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar