Hello..... Welcome to my blog :D I hope you enjoy here :) this blog specially for SoniQ, Always BD, Siwonest, Zaynster and Shivers :). Thank you for visiting and don’t forget to leave your comment guys :D Photography In Love ( CERPEN) | Lollypop Love

Sabtu, 02 Februari 2013

Photography In Love ( CERPEN)



Photography In Love

Klik
untuk kesekian kalinya kameraku mengabadikan setiap gerak dari bidadari kecilku ini. Ntahlah koleksi fotoku yang sudah hampir ribuan itu nampaknya belum memuaskanku. Aku selalu menangkap berbagai macam ekspresinya dengan kamera kesayanganku ini mulai dari tersenyum, tertawa, cemberut, marah, sedih, bahkan menangis. Kalau biasanya orang akan terlihat jelek saat ia menangis tapi ia tidak, ia tetap cantik yah setidaknya dimataku. Nampaknya perburuan fotoku hari ini harus terhenti karna bidadariku itu kini telah bangkit dari bangku yang didudukinya. Di tangannya ada beberapa novel yang lumayan tebal. Jika biasanya siswa yang lain akan lebih senang menghabiskan waktu istirahatnya dikantin, tapi ia berbeda ia lebih memilih duduk dibangku taman sekolah sambil membaca novel dan itu membuatnya terlihat sangat istimewa dimataku. Mungkin kalian berfikir bidadari kecilku ini adalah seorang kutu buku dengan kacamata tebal, dandanan jadul, dan kuper. Kalau iya, kalian salah besar bidadariku ini selain cantik, ia juga pintar, mempunyai banyak teman, baik, ramah, dan kalem. Aku memang lebih menyukai gadis yang kalem dan pendiam daripada yang cerewet dan kecentilan. Dan kesan pendiam dan kalem itu kudapat dari sosok bidadari kecilku ini, BELLA.
***
Aku menempelkan foto yang baru kucetak tadi di papan besar yang ada dikamar. Di papan itu dipenuhi foto-foto Bella yang selalu kuambil tanpa sepengetahuannya. Aku tersenyum sumringah melihatnya ntahlah hanya dengan melihat fotonya aku sudah sangat bahagia apalagi kalau aku bisa memilikinya ? Aku merebahkan tubuhku diranjang dengan senyum yang tak kunjung pudar. Akupun segera memejamkan mataku karna malam yang telah larut"Semoga Bella hadir dimimpiku malam ini."harapku dalam hati
***
Aku sedang asyik bergulat dengan kameraku saat sebuah tangan menyentuh bahuku dan membuatku terlonjak kaget. Aku sudah memasang muka super jutek kepada siapapun yang telah mengagetiku ini. Aku menoleh dan di detik berikutnya aku terpaku ditempatku
"Ya ampun sorry ya Baal, aku nggak maksud buat ngagetin kamu."sesalnya
"Gak papa kok Bel."jawabku kikuk
Dia tersenyum lega mendengar jawabanku setelahnya ia sudah menduduki kursi kosong disebelahku. Aku bisa merasakan detak jantungku yang berpacu dengan kerasnya. Kira-kira kenapa dia sampai menghampiriku seperti ini. Hmm aku benar-benar penasaran.
"Baal kamu udah dapet kelompok buat tugas biologi belum?”Tanya Bella to the point
"Ngg paling juga sama si Bastian, Aldi, atau Kiki."
“Ih kamu nggak tau ya kelompoknya kan harus cewek sama cowok, jadi kelompoknya itu 2 orang 2 orang."
"Oh gitu ya."jawabku cengengesan
"Gimana kalau kamu sama aku aja kelompokannya?” Tawarnya yang membuat ingin terbang ke langit ke tujuh saat ini juga
"Yakin mau satu kelompok sama aku ?"Tanyaku memastikan
Ia mengangguk cepat”Iya.”
"Trus kapan kita mulainya?"
Dia berfikir sejenak"Ngg. . Gimana kalo besok aja?"
Aku mengangguk"Oke."
***
Bella sedang asyik meneliti katak-katak yang ada disawah yang kita teliti sekarang. Aku terus saja mengabadikan setiap gerakan dari Bella yang sedang serius dengan penelitiannya. Aktifitas harianku ini kulakukan tanpa sembunyi-sembunyi karna aku punya alasan yang masuk akal kenapa aku terus memotret Bella. Yah tugas biologi kami memang mengharuskan kami tidak hanya mengumpulkan hasil penelitian kami lewat presentasi saja tapi juga lewat foto atau video.
Bella berhenti sejenak, ia menatapku dengan sebal"Udah dong Baal jangan foto-foto terus, kan lebih penting bahan buat dipresentasiinya bukan foto-fotonya."
"Tapi kan presentasi harus pake foto atau video hasil penelitian kita."jawabku santai"Lagian ya Bel kamu tuh cantik banget jadi sayang kalo nggak diabadiin."tambahku sambil nyengir
Pipi Bella merona"Apaan sih gombal banget."katanya mencoba menutupi kesaltingannya
"Aku nggak gombal kali Bel, kamunya emang cantik kok."
"Udah ah Baal, bantuin aku yuk biar cepet selesai."
Aku mengangguk saja lantas menghampirinya.
"Kamu kok nggak jijik sih sama kodok?"tanyaku
"Aku bukan cewek yang jijikan kok Baal."
"Wah makin kagum aku sama kamu."kataku seraya tersenyum manis
Bella menatapku kesal"Jangan mulai deh Baal."katanya ketus
Aku hanya tertawa sambil terus menggodanya.
***
"Aduh sakit semua nih Bel."keluhku sambil memegangi perutku yang sedari tadi jadi tempat pendaratan cubitan ganas dari Bella
"Siapa suruh gombalin aku terus."katanya sambil menertawaiku
"Abis kamu cantik sih."kataku yang membuatnya bersiap mendaratkan cubitan mautnya
"Jangan dong sayang kan sakit."pintaku melas
"Ih Iqbaal ngapain sih panggil aku sayang, kamu tuh emang tengil ya."
Aku hanya nyengir memperlihatkan gigiku yang berbehel.
"Baal pinjem laptop dong."ujar Bella"Laptopku batreinya abis."tambahnya
"Ambil aja dikamar aku."kataku yang kini berkutat dengan kameraku
"Kamar kamu dimana?"
"Kamu jalan aja terus, kamar aku kebetulan tadi pintunya kebuka jadi kalo ada kamar yang pintunya kebuka itu kamar aku."
Bella mengangguk tanda mengerti lalu beranjak pergi. Aku tersenyum melihat hasil fotoku dengan Bella. Yah walaupun aku harus memelas dulu biar Bella mau foto denganku. Aku akan mencetak foto ini dengan ukuran paling besar lalu aku tempelkan bersama koleksi fotoku yang lain. Tunggu, aku baru teringat sesuatu dikamarku ada koleksi foto Bella lalu Bella sekarang ada di kamarku dan itu berarti. . . . .
Aku melompat dari sofa yang kududuki. Aku harus buru-buru ke kamar, Bella tidak boleh melihat semua fotonya yang kuambil dengan sembunyi-sembunyi. Aku berlari secepat kilat memasuki kamarku. Ah sial, aku terlambat Bella sudah melihatnya. Aku berjalan lemas menghampirinya, aku benar-benar tidak tau harus berkata apa.
"Ini semua maksudnya apa Baal?"tanya Bella yang membuatku tertunduk.
Aku menghela nafas berkali-kali, mungkin ini saatnya.
"Maaf Bel, selama ini aku ngambil foto kamu diam-diam."
Bella hanya diam, mungkin menungguku melanjutkan kata-kataku.
"Aku cinta Bel sama kamu, dari kelas satu dulu, aku emang pengecut karna nggak berani ngomong ini sama kamu dan selama ini aku selalu ngambil foto kamu diam-diam."
"Sorry Baal, aku nggak bisa."kata Bella dengan wajah sedihnya.
Ah, sakit sekali rasanya tapi aku tidak boleh menampakkan kesedihanku didepannya. Aku tersenyum getir"Oh, nggak papa kok Bel, kamu pasti punya alasan tersendiri nolak aku."
Ternayat ditolak itu sangat amat menyakitkan!
"Kayaknya aku harus pulang deh Baal, biar aku lanjutin aja tugasnya dirumah."
"Biar aku aja Bel yang selesaiin."kataku tak enak
"Yaudah terserah kamu."putusnya"Aku pulang ya."pamitnya kemudian melangkah keluar. Aku terduduk lesu diranjangku. Seharusnya aku sudah tahu Bella tidak mungkin membalas perasaanku. Aku yang bodoh membiarkan rasaku ini berkambang besar. Seharusnya sejak dulu aku menyerah dan mengubur rasa ini dalam-dalam. Karena pada akhirnya rasa ini hanya menyakitiku dan membunuh hatiku secara perlahan. Padahal kufikir aku bisa semakin dekat dengannya karna tugas biologi ini tapi ternyata aku salah besar.
***
Aku sedang meneliti tugas biologi yang telah kuselesaikan. Aku akan segera mengumpulkannya karena deadlinenya memang sudah hampir habis. Ku rasa tidak ada yang salah dengan tugas ini, akupun bangkit dari bangku semen yang ada didepan kelasku. Aku melihat Bella yang sedang berjalan kearahku. Tapi sekarang sudah tidak lagi karna ia langsung berbalik begitu melihatku. Sejak kejadian beberapa hari yang lalu Bella selalu menghindar. Sepertinya ia benar-benar tidak mau mengenalku lagi. Aku menghela nafas panjang lalu segera berjalan ke ruang guru.
***
 “Baal ikut papa sama mama ketemu rekan bisnis papa ya?”ajak papa beberapa saat yang lalu sehingga kini aku harus bersiap untuk pergi.
Huh.. mereka akan menjodohkan ku? Apa mereka kira kau tidak laku sampai harus dijodohkan ? Lagipula kau tidak akan bisa memberikan hatiku pada orang lain selain Bella. Aku merapikan jas yang kukenakan lalu segera bergegas keluar dari kamar.
Aku berjalan dibelakang orang tuaku membuntuti mereka yang tengah berjalan terlebih dahulu menghampiri teman mereka. Aku terus berjalan sambil menunduk, walaupun sebenarnya aku penasaran gadis macam apa yang akan dijodohkan denganku.
Kedua orang tua kini sedang berjabat tangan dengan 2 orang yang seumuran dengan mereka. Uh.. itu pasti orang tua dari gadis itu. Tapi dimana gadis itu, aku tidak menemukannya dimanapun? Apa  dia tidak datang karna tidak mau dijodohkan denganku? Syukurlah kalau begitu.
“Iqbaal kenalin ini Om Agus sama Tante Wina.”ujar mamaku
Aku tersenyum kecil lalu mengelurkan tanganku”Iqbaal Om.”
Om Agus tersenyum”Senang bisa ketemu kamu.”
Kini aku mengulurkan tanganku ke Tante Wina”Iqbaal tante.”
“Kamu ganteng banget.”puji Tante Wina yang membuatku tersenyum malu
“Ah, tante bisa aja.”
“Ayo duduk.”suruh Om Agus, aku, mama, dan papa pun segera duduk
“Anakmu kemana Win?”tanya mamaku pada tante Wina
“Dia lagi ke toilet, aku suruh dandan biar cantik.”ujar tante Wina
Uh mau dandan bagaimanapun juga cewek itu tidak akan bisa menyaingi kecantikan Bella.
“Itu dia.”ujar Om Agus sambil menunjuk ke arah ku atau lebih tepatnya kerah belakangku
Aku menoleh ke belakang. Aku menatpnya lebih lekat untuk memastikan aku tidak salah lihat. Tidak salah lagi itu kan……
“Iqbaal?”pekik Bella tak percaya melihatku
Sama seperti Bella, aku juga kaget ternyata Bella yang akan dijodohkan denganku. Senang sekali rasanya tapi, Bella kan tidak mencintaiku.
“Bella.”ujarku lirih
“Kalian udah saling kenal?”tanya papa
Aku mengangguk”Bella itu temen sekelas aku pa.”
“Wah bagus kalau kalian udah saling kenal.”ujar Om Agus senang
“Duduk sayang.”suruh Tante Wina, Bellapun duduk tepat disebelahku
“Nah kalian kan udah saling ketemu bahkan kenal nih, gimana kalian setuju kan dijodohin?”tanya Mama
Aku baru saja akan angkat bicara, aku akan menolaknya ya meskipun sakit tapi aku tidak mau memaksakan cinta Bella yang jelas-jelas bukan untukku.
“Bella mau kok.”jawab Bella cepat
Aku melongo tak percaya. Apa aku tak salah dengar?
Mama, papa, Om Agus, Tante Wina tersenyum sumringah. Kini mereka semua menatapku dengan muka penuh harap”Kamu juga setuju kan Baal?”tanya tante Wina
Aku mengangguk saja. Aku kan bicara pada Bella nanti. Dia tidak perlu memaksakan perasaannya karna aku tidak mau ia menerima perjodohan ini karna terpaksa.
***
Suasana mobil yang ku kendarai benar-benar hening. Hanya ada aku dan Bella di dalam. Mama dan Papa menyuruhku mengantarkan Bella sementara mereka pulang naik taksi. Aku harus bicara padanya.
“Bel.”panggilku
Ia menoleh”Kenapa?”
Aku menghela nafas sejenak”Kenapa kamu nerima perjodohan ini?”tanyaku ragu
“Emang kenapa? Kamu udah nggak cinta lagi ya sama aku?”tanyanya balik yang membuat bingung
“Ngg..”ujarku bingung”Bukan gitu maksudnya.”
“Terus?”
“Aku masih cinta kok sama kamu bahkan sampai kapanpun rasa aku nggak akan pernah berubah tapi…..”
“Tapi apa?”
“Bukannya kamu nggak cinta ya sama aku?”
Ia tersenyum”Aku cinta kok sama kamu?”
“Nggak usah bohong Bel.”ujarku lirih
“Ih beneran aku tuh cinta sama kamu dari pertama kali kita ketemu.”
Aku benar-benar bingung sekarang. Bukannya jelas-jelas dulu ia menolakku?
“Kamu pasti bingung sekarang.”tebaknya
Aku mengangguk, karna memang kenyataannya aku bingung, sangat bingung.
“Sebenernya aku nolak kamu dulu itu karna aku udah tau rencana perjodohan ini. Aku nggak tau kalo orang yang mau dijodohin sama aku itu kamu. Mama bilang aku bakal dijodohin sama anak orang yang udah berjasa banget buat perusahaan papa. Aku nggak bisa nolak, aku nggak mau bikin orang tuaku kecewa. Padahal waktu itu aku cinta sama kamu tapi aku udah mutusin buat ngubur perasaan aku dalam. Dan waktu kamu nembak aku, aku bahagia banget karna ternyata perasaan aku bersambut tapi aku juga sedih karna nggak bisa nerima kamu karna aku bakal dijodohin.”Bella menghela nafas sejenak”Tapi waktu aku tau, kalo ternyata yang dijodohin sama aku itu kamu. Aku seneng banget ternyata Tuhan menyatukan kita dengan cara yang indah.”
Aku tersenyum manis lalu meraih tangannya”Kita emang udah ditakdirin buat bersama.”ujarku”Jadi aku nggak akan biarin kamu pergi sedetikpun dari aku.”
Aku mengecup lembut punggung tangannya. Aku bisa melihat semburat merah dipipi Bella.
“Aku juga nggak bakal ninggalin kamu kok Baal.”
“I love you Bella.”
“I love you too Iqbaal.”
Terima kasih Tuhan telah kau anugerahkan seseorang yang sangat berharga dihidupku. Aku tak akan menyakitinya, aku akan menjaganya dengan sepenuh hatiku. Karna dia bagian terpenting dari hidupku. I LOVE YOU BELLA, I’LL NEVER LET YOU GO.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar